PIKIRAN RAKYAT – Tentara North Atlantic Treaty Organization (NATO) ikut berjaga usai konflik Serbia dan Kosovo memanas akhir-akhir ini. Diketahui tentara atas nama organisasi itu turut berjaga di gedung kota di kota Zvecan, Kosovo pada Selasa 30 Mei 2023.
Sehari sebelumnya, Senin 29 Mei 2023, terjadi bentrokan yang mengakibatkan 30 tentara NATO dan 52 pengunjuk rasa etnis Serbia terluka. Kementerian Luar Negeri Rusia ikut mengomentari peristiwa tersebut.
"Kami menyerukan kepada Barat untuk akhirnya membungkam propaganda palsunya dan berhenti menyalahkan insiden di Kosovo pada orang-orang Serbia yang putus asa, yang damai, tidak bersenjata, berusaha mempertahankan hak dan kebebasan sah mereka," ujar Kementerian Luar Negeri Rusia.
Diketahui Kosovo merdeka dari Serbia pada 2008 lalu dan mendapat pengakuan dari Australia, Amerika Serikat, Kanada, dan lainnya. Negara itu berbatasan dengan Albania dan Montenegro di sebelah barat, Serbia di sebelah timur dan utara, dan Macedonia Utara di sebelah selatan.
Baca Juga: NATO Beri Sinyal Ukraina Segera Bergabung, Sekjen: Semua Anggota Setuju
Bertakhtanya wali kota etnis Albania di wilayah mayoritas Serbia di Kosovo utara diduga jadi pemicu
Sebelumnya pada 23 April 2023 lalu, digelar pemilihan wali kota di empat wilayah di Kosovo utara. Hasil pemilu yang dimenangkan kandidat etnis Albania itu diboikot partai politik terbesar di Kosovo, Serb List. Wilayah itu memang mayoritas dipenuhi etnis Serbia.
Dilansir dari laman Reuters, mayoritas orang Serbia di Kosovo utara tidak menerima deklarasi kemerdekaan Kosovo pada 2008 lalu. Mereka bahkan menganggap Beograd, ibu kota Serbia, sebagai ibu kota mereka.
Uni Eropa tak tinggal diam. Lembaga yang menaungi sebagian besar negara-negara di benua Eropa itu menengahi masalah itu saat disepakati pembentukan otonomi khusus di wilayah tersebut. Kesepakatan pada 2013 itu diungkit orang-orang beretnis Serbia di sana.
Baca Juga: Diadili Atas Kejahatan Perang, Mantan Presiden Kosovo Hashim Thaci Mengaku Tidak Bersalah