kievskiy.org

Anggota DPR Kritik Marketplace Guru ala Nadiem Makarim: Guru Bukan Objek, tapi Subjek

Ilustrasi guru dan ASN, konsep marketplace guru ala Nadiem Makarim dikritik Dede Yusuf.
Ilustrasi guru dan ASN, konsep marketplace guru ala Nadiem Makarim dikritik Dede Yusuf. /Antara/Rahmad

PIKIRAN RAKYAT – Konsep marketplace guru yang digagas Nadiem Makarim dikritik Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dede Yusuf. Konsep itu dianggap tidak menempatkan guru sebagai subjek, tetapi justru sebagai objek

Dede Yusuf menyampaikan hal itu melalui rilis pada Senin 5 Juni 2023. Adapun konsep dari Nadiem Makarim sang Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi itu disampaikan beberapa waktu lalu berkaitan dengan masalah guru honorer.

"Saya mengusulkan konsepnya bukan marketplace tapi Ruang Talenta, atau database talent. Jadi bukan guru sebagai produk atau object, melainkan sebagai subjek," ujar eks Wakil Gubernur Jawa Barat tersebut pada Senin 5 Juni 2023.

Dede Yusuf yang merupakan Wakil Ketua Komisi X itu menyebut bahwa konsep marketplace yang diutarakan Nadiem dianggap belum matang atau kurang tepat. Penyebabnya adalah makna guru dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang menyebut guru adalah profesi pekerjaan khusus.

Baca Juga: Oknum Kepala Sekolah dan Guru Madrasah di Wonogiri Cabuli 12 Siswi, Terjadi Sejak 2021

"Jadi guru bukan dipilih sebagai objek tapi mempertemukan antara kebutuhan pendidikan dengan talenta yang ada," ujar Wakil Ketua Komisi X DPR RI itu, dilansir dari laman DPR.

Berkaitan dengan wadah tersebut, menurut Dede, perlu ada upaya memprioritakan agar guru bisa dengan mudah mendapatkan sekolah sebagai tempat mengajarnya.

"Sebelum itu diberlakukan pada tahun depan, Pemerintah harus menyiapkan solusi berupa peraturan yang menjamin kesejahteraan para guru khususnya di sekolah swasta agar hidupnya tidak terkatung-katung," katanya.

“Keadilan bagi guru harus diutamakan, kita harus tetap menjunjung tinggi nilai profesi guru yang tidak bisa disetarakan dengan nilai barang dagangan sebagaimana yang beredar di Marketplace secara bebas. Jadi konsepnya harus dielaborasi dengan lebih baik lagi. Rekruitmen guru melalui digital juga tidak boleh mematikan guru existing yang sudah mengajar,” ujarnya lagi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat