PIKIRAN RAKYAT - Kasus rabies kembali mencuri perhatian usai kematian bocah 5 tahun di Bali, akibat gigitan anjing peliharaan viral di media sosial. Hingga April 2023, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bahkan mencatat adanya 11 kematian lantaran rabies alias penyakit anjing gila di Tanah Air.
Virus yang menyerang jaringan syaraf tersebut tidak boleh dianggap sepele. Pertolongan pertama wajib diketahui sebagai tindakan awal sebelum melarikan orang yang tergigit hewan rabies ke fasilitas kesehatan terdekat. Dikatakan Dinas Kesehatan Jawa Barat (Dinkes Jabar), detergen dapat menjadi pilihan di keadaan genting sesaat setelah tergigit.
Kandungan dalam detergen diharapkan mampu meluruhkan amplop atau selubung virus rabies, sehingga mengurangi resiko invasi virus tersebut masuk ke dalam tubuh.
Terkait tata laksana penanganan gigitan hewan rabies pada manusia, Administratur Kesehatan Ahli Pertama Dinkes Jabar Sri Yuliani menjelaskan urutannya. Pertama, setelah tergigit, luka harus gegas dicuci menggunakan detergen dan air yang mengalir.
Cuci luka selama 10 hingga 15 menit. Tahan luka di posisi dialiri air dan detergen selama waktu tersebut. Sri melanjutkan, detergen efektif lantaran virus rabies berserabut lipid, yang bisa luruh ketika dicuci dengan cara demikian.
Sri juga mengimbau bahwa resiko penularan rabies dari hewan terjangkit ke manusia lebih besar. Kemudian akan fatal jika manusia ikut terjangkit sebab 100 persen akan berakhir pada kematian. Selain gigitan, virus tersebut dapat menular lewat cakaran atau jilatan liur di bagian luka.
"Untuk rabies masa inkubasinya panjang, 2 minggu sampai dua tahun. Gejala pada manusia ada demam pasti, mual, terus kecemasan yang tidak ada sebabnya dan khasnya itu macam-macam seperti pobia takut air, cahaya dan hiper salivasi atau banyak air liur keluar itu tanda khas rabies," ucap dia, dikutip Sabtu, 17 Juni 2023.
Selanjutnya, dikatakan Sri, korban yang digigit harus dibawa ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya, untuk diobservasi pemberian vaksin anti rabies atau serum antirabies. Pemberian serum lebih selektif terutama untuk manusia dengan luka resiko tinggi.