kievskiy.org

Kenapa Kereta Api Tidak Bisa Rem Mendadak? Simak Penjelasan KA Tak Bisa Langsung Berhenti

Ilustrasi kereta api.
Ilustrasi kereta api. /Pikiran Rakyat/ Vienasella Sriputri

PIKIRAN RAKYAT - Kecelakaan di perlintasan Kereta Api (KA) banyak terjadi tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara. Pada saat terjadi kecelakaan, KA pun tidak bisa dengan mudah menghentikan lajunya.

Oleh karena itu, banyak yang merasa penasaran mengapa kereta api tidak bisa melakukan rem mendadak atau langsung berhenti begitu ada kendaraan yang terjebak di rel. Hal itu pun dinilai bisa menghindari terjadinya kecelakaan.

Akan tetapi, Kereta Api tidak semudah itu bisa langsung berhenti. Menurut Minnesota Operation Livesaver, Kereta Api membutuhkan 1,6 kilometer untuk benar-benar berhenti sejak melakukan pengereman.

Hal tersebut merupakan perhitungan dengan rata-rata panjang kereta 1,6 sampa 2 kilometer, dan bergerak dengan kecepatan 88 hingga 128 kilometer per jam. Panjangnya jarak yang dibutuhkan untuk kereta berhenti pun bergantung pada beberapa faktor.

Baca Juga: Aturan Kompensasi Keterlambatan Kereta Api, Bisakah Refund Tiket?

Berat Kendaraan

Semakin besar dan berat kendaraan, maka jarak yang dibutuhkan untuk kendaraan tersebut benar-benar berhenti semakin panjang. Hal itu sudah menjadi alasan pertama mengapa kereta sulit berhenti.

Secara rata-rata, Kereta Api akan bergerak dengan rangkaian 8 sampai 12 gerbong. Dengan jumlah tersebut, bobot kereta yang bergerak mencapai 6.000 ton. Oleh karena itu, perlu energi yang besar untuk membuat kereta bisa berhenti.

Sistem Pengereman

Sistem pengereman Kereta Api berbeda dengan yang ada pada kendaraan lain, salah satunya mobil. Kereta Api merupakan kendaraan yang hanya bisa bergerak maju mengikuti rel membawanya, tanpa bisa berbelok.

Pada saat bergerak, Kereta Api menghasilkan energi kinetik yang besar. Energi tersebut yang harus diubah untuk membuat kereta berhenti.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat