kievskiy.org

Kata Klise Polri 'Tak Ada Toleransi' di Kasus Kematian Bripda IDF, Pengamat: Retorika yang Tidak Masuk Logika

Ilustrasi polisi.
Ilustrasi polisi. /Antara

PIKIRAN RAKYAT - Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menyorot kata-kata polisi yang bertekad tak akan menoleransi segala bentuk pelanggaran dalam kasus kematian Bripda IDF, di Cikeas Bogor, Jawa Barat.

Bambang menyebut, revolusi mental Polri tak akan terjadi jika pernyataan sikap yang mereka tunjukkan hanya berupa kata-kata klise dan sekadar retorika tak masuk akal.

“Problemnya, revolusi mental itu tak akan pernah ada bila selalu ada toleransi pada pelanggaran hukum oleh anggota,” ujarnya.

Pasalnya bercermin dari kasus polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir J sebelumnya, Bambang menilai Polri belum bisa tegas dalam menindak oknum anggota yang terlibat perkara hingga proses hukumnya berlarut-larut.

Baca Juga: Jokowi Teken 8 Kesepakatan dengan China, IKN Jadi Salah Satunya

“Agar tidak mengulang kasus Duren Tiga (pembunuhan Brigadir Joshua), Polri harus benar-benar transparan dalam mengungkap kasus tersebut (penembakan Bripda IDF),” kata Bambang, Kamis.

“Problemnya, revolusi mental itu tak akan pernah ada bila selalu ada toleransi pada pelanggaran hukum oleh anggota,” ujarnya.

Jika penanganannya masih seperti kasus Sambo, bukan tidak mungkin menurut Bambang, kepercayaan publik pada Polri akan kembali menukik tajam apalagi jika pelaku tidak mendapat sanksi maksimal atas perbuatannya.

“Publik memiliki logika sendiri yang tidak bisa diatur dengan retorika-retorika yang tidak masuk logika,” kata Bambang.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat