kievskiy.org

1 Tahun Tragedi Kanjuruhan, Keluarga Korban Masih Perjuangkan Keadilan: Dapat Ancaman dan Percobaan Pembunuhan

Ilustrasi - Mengenang Setahun Tragedi Kanjuruhan.
Ilustrasi - Mengenang Setahun Tragedi Kanjuruhan. /Antara/ Zabur Karuru Antara/ Zabur Karuru

PIKIRAN RAKYAT - Tragedi Kanjuruhan masih menyisakan duka mendalam bagi korban yang selamat dan keluarga yang ditinggalkan. Mereka pun masih berjuang mencari keadilan, meski setahun telah berlalu dari peristiwa mencekam pascapertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Tengah, pada 1 Oktober 2022.

Devi Athok Yulfitri (44), pria yang ditinggalkan kedua anak dan mantan istri akibat tragedi Kanjuruhan bahkan mengaku kerap mendapatkan ancaman. Tidak hanya itu, dia mengklaim hampir menjadi korban percobaan pembunuhan karena memperjuangkan keadilan untuk 

Dia kehilangan dua putrinya, Natasya Devi Ramadhani (16) dan Naila Debi Anggraini (13). Dia juga kehilangan mantan istrinya, Gebi Asta Putri Purwoko (37).

Baca Juga: Sekjen PDIP Respons Grace Natalie Bakal Surati Megawati Soal Pertemuan Kaesang Pangarep

“Rumah didatangi orang tak dikenal, saya pernah ditabrak mobil di depan rumah,” kata Devi Athok Yulfitri, Sabtu 30 September 2023.

Atas rentetan insiden tersebut, warga Desa Krebet Senggrong, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang itu mendapat perlindungan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) sejak 22 Oktober 2022.

Devi Athok Yulfitri mendapatkan perlindungan melekat, terutama sejak dia mengajukan autopsi untuk kedua anaknya. Pria itu meyakini, anaknya meninggal akibat terpapar gas air mata, lantaran tak ada luka di tubuh.

“Wajah menghitam, mulut mengeluarkan busa,” ucapnya.

Orangtua Lain Juga Dapat Ancaman

Ancaman juga dialami Cholifatul Nur (40), warga Desa Kasembon, Kecamatan Bulalawang, Kabupaten Malang. Ban mobilnya dilumuri oli dan stempet, yang diduga untuk menyelakai dirinya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat