PIKIRAN RAKYAT - Pada era 2000-an, Gedung Indonesia Menggugat (GIM) sangat bebas digunakan. Sekalipun untuk acara politik atau yang bertemakan gagasan kemajuan.
Hal ini dijelaskan oleh pengurus GIM, Hermana HMT, sebelumnya yang tergabung dalam Komunitas GIM.
"Pada sebelum era Gubernur Ridwan Kamil, GIM ini dikelola oleh komunitas. Bahkan sejumlah calon presiden pernah datang ke GIM, semisal SBY, Prabowo untuk datang kampanye. Jadi selama di dalamnya ada gagasan, dan ide untuk kemajuan bangsa, maka dipersilakan menggunakan GIM," kata Hermana saat diwawancarai pada Senin, 9 Oktober 2023.
Masyarakat pun bebas untuk masuk ke GIM dan mengadakan kegiatan di sana. Selain yang bertemakan gagasan, kegiatan bertema budaya juga dipersilakan. Bahkan sebelumnya ada majelis sastra di sini. GIM pun menyediakan tempat kepada media. Sehingga banyak media yang berkumpul di tempat ini.
Baca Juga: Mendagri Tito Karnavian Copot Pj Walikota Cimahi Dikdik S Nugrahawan
"Gedung GIM ini mulanya diberikan kepada komunitas melalui Pak Nuryana mulanya. Setelah itu diteruskan oleh Pak Danny, sedangkan di zaman Pak Heryawan pernah sedikit dibatasi, karena kita buat kegiatan menyindir Pak Heryawan. Hanya saja kegiatan bisa tetap berlanjut setelahnya," katanya.
Baru sejak era Ridwan Kamil, kegiatan di tempat ini benar-benar dibatasi. Sebab, tempat ini sudah tidak lagi dikelola oleh komunitas. Padahal sebelumnya tempat ini sangat bebas.
"Siapa saja bisa berekspresi terkait politik, budaya, dan lainnya. Namun yang penting adalah tetap mengedepankan spirit Indonesia Menggugat, spirit Soekarno dengan gerakan-gerakan perubahan," katanya.
Terkait pembiayaan pun kata dia, saat masih dikelola komunitas, pembiayaan ini murni dari masyarakat. Sehingga meski mengandalkan masyarakat, tetapi gedung ini terawat dengan baik, karena sama-sama dijaga.