PIKIRAN RAKYAT - Setelah tujuh tahun berlalu, kasus kopi sianida yang menewaskan Mirna Salihin, yang melibatkan Jessica Wongso, kembali mencuat ke permukaan setelah film dokumenter berjudul "Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso" dirilis oleh Netflix.
Kasus ini menarik perhatian publik karena berbagai pernyataan dari saksi dan ahli yang membuat banyak orang merasa ada kejanggalan dalam penetapan Jessica Wongso sebagai tersangka pembunuhan Mirna Salihin.
Edward Omar Syarif Hiarej, Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) yang saat itu menjadi saksi ahli hukum pidana dalam kasus Jessica Wongso, memberikan komentarnya terkait kasus yang sedang viral ini.
Dia menyebut bahwa Profesor Ronny Nitibaskara, seorang ahli Kriminologi memiliki banyak informasi penting tentang sosok Jessica Wongso jika dihadirkan dalam film dokumenter Netflix. Sayangnya, Profesor Ronny Nitibaskara sudah meninggal dunia sehingga tidak dapat memberikan kesaksian tersebut.
"Sayang banget, film ini muncul ketika Profesor Ronny Nitibaskara sudah almarhum, kalau nggak dia bisa berbicara banyak," kata Edward.
Baca Juga: Bedu Bantah Jual Rumah Rp5,5 Miliar untuk Bayar Rentenir Online
Edward mencatat bahwa ketika Jessica Wongso mendengarkan kesaksian Ronny Nitibaskara dalam sidang tujuh tahun lalu, Jessica menangis. Ini berbeda dengan sikapnya ketika menghadapi saksi-saksi ahli lainnya, Jessica terlihat santai dan tersenyum sinis.
"Coba perhatikan kalau kita nonton kesaksikan persidangan Jessica dari awal sampai akhir, ketika saya meminta keterangan ahli, dr. Nathalie, Profesor Sarlito dan saksi ahli lainnya, itu Jessica menghadapi itu dengan santai dan senyum sinis, kecuali keterangan Ronny Nitibaskara, Jessica nangis, coba lihat," ucapnya.
Edward menjelaskan bahwa Jessica Wongso menangis karena Ronny Nitibaskara mampu membuka semua gestur yang ada dalam jiwa Jessica dan mengeksposnya kepada publik. Sikap ini sempat diprotes oleh Otto Hasibuan, kuasa hukum Jessica Wongso.