PIKIRAN RAKYAT – Akademisi Rocky Gerung menilai langkah Mahkamah Konstitusi (MK) membentuk Majelis Kehormatan untuk memulihkan nama lembaga tersebut tidak ada gunanya lagi. Dia menilai nama MK sudah hancur setelah dikabulkannya gugatan kontroversial soal batas usia capres-cawapres peserta Pilpres.
Rocky Gerung bahkan cukup prihatin dengan tiga tokoh yang dilantik sebagai anggota Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK). Adapun ketiga anggota MKMK adalah Bintan R. Saragih dari unsur akademisi, Jimly Asshiddiqie dari unsur tokoh masyarakat, dan Wahiduddin Adams dari hakim konstitusi.
Usai melihat tiga anggota MKMK, Rocky Gerung meminta Jimly Asshiddiqie untuk mundur. Hal itu karena hanya akan merugikan para anggota Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi.
“Saya usulkan Pak Jimly tolak aja, karena apapun keputusannya, akan dianggap sebagai upaya untuk menyogok oposisi, supaya menerima hasil mahkamah,” ujar Rocky Gerung.
Baca Juga: Jalur TPA Licin Diguyur Hujan, TPS Darurat Sarimukti Kabupaten Bandung Barat Kembali Dibuka
“Kan gak mungkin Pak Jimly bilang ini sudah tidak terhormat, maka mengundurkan diri. Majelis Kehormatan maksimal akan memberikan teguran, atau kasih semacam disenting opinion lagi terhadap keputusan kemarin,” katanya menambahkan.
Rocky Gerung kemudian mengusulkan untuk memecah Ketua MK Anwar Usman jika ingin memulihkan kehormatan Mahakamah Konstitusi. Namun menurutnya, dengan pemecatan Anwar Usman saja tidak cukup, bisa diimbangi dengan pemakzulan presiden.
“Bagaimana cara memuliakan sesuatu yang telah berubah? Karena Mahkamah Konstitusi ini sekarang ada kepentingan kekuasaan,” ucap Rocky Gerung.
“Jadi bagaimana mengembalikan kehormatan MK? Ya pecat saja Ketua MK. Tapi itu tidak akan mengubah fakta Gibran bakal jadi cawapres. Seharusnya Pak Jimly mengembangkan kasus ini untuk meng-impeach presiden,” ujarnya menambahkan.