kievskiy.org

Indonesia, Keturunan Nabi Muhammad dan Pembebasan Palestina

Masjid Hasyim Gaza Palestina
Masjid Hasyim Gaza Palestina /Dok Suara Palestina

PIKIRAN RAKYAT - Diketahui Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) pernah bersabda 'Aku senantiasa berpindah-pindah dari tulang-tulang sulbi yang murni ke rahim-rahim yang suci.

Bahkan sulbi suci tersebut, ada ketika Nabi Adam diturunkan ke bumi. Namun demi kemuliaan Nabi Muhammad saw, maka sulbi suci itu pun selalui berpindah dengan cara khusus. 

Salah satunya ketika Nabi Adam dan Siti Hawa biasa melahirkan anak yang berpasangan, namun ketika melahirkan Nabi Syits yang merupakan kakek buyut Nabi Muhammad SAW, maka Siti Hawa melahirkan Nabi Syits tanpa pasangan.
 
Sulbi itu pun ada ketika Nabi Nuh Alaihisalaam menaiki perahu yang telah membuat banjir hebat pada masanya. Termasuk ketika Nabi Ibrahim Alaihisalaam dibakar hidup-hidup.
 
"Jadi bisa dipastikan Nabi Muhammad saw, itu terlahir suci dan murni. Orangtuanya hingga kakek neneknya hingga Nabi Adam adalah mereka yang terjaga untuk tidak berbuat zina dan maksiat lahir yang besar," kata Ulama Muda Kharismatik Purwakarta, As Sayyid Farid Farhan bin Muhammad Bagir Al Athas, saat diwawancarai pada Minggu 22 Oktober 2023.
 
Hanya saja kata pria yang akrab disapa Kiai Aba ini, ada leluhur dekat Nabi Muhammad saw, yang terlupakan namun namanya sering digunakan. Dialah As Sayyid Hasyim bin Abdul Manaf.
 
"Siapakah beliau ini, beliau adalah buyut dari Nabi Muhammad saw, yang merupakan ayahanda dari Kakek Nabi Muhammad saw, Abdul Muthalib," katanya.
 
Saking mulianya kedudukan Sayyid Hasyim ini, bahkan sebagian keturunan Nabi Muhammad saw, dari kalangan habib, syarief, sayyid dan sebagainya mengklaim mereka adalah Bani Hasyim. "Bani Hasyim ini tentunya mengisbatkan nama mereka kepada Sayyid Hasyim bin Abdul Manaf tersebut," katanya.
 
Namun yang jadi pertanyaan kata Kiai Aba, adalah dimanakah letak makam dari Sayyid Hasyim ini. Ternyata letak makamnya ada di Gaza Palestina, bahkan sudah beberapa kali dipugar karena ada perang dunia pertama dan perang-perang lainnya.
 
Berada di Gaza membuat makam buyut yang berada di komplek Masjid Gaza Hasyim ini pun terancam. "Entah berapa lama lagi makam yang berada di komplek masjid ini akan baik-baik saja, setahu saya terakhir dipugar tahun 2009," katanya.
 
Pertanyaan lainnya, kata Kiai Aba yang juga masih keturunan Nabi Muhammad saw, apakah para keturunan Nabi akan tinggal diam terus menerus melihat keadaan ini. Terlebih dunia sudah mengetahui bahwa keturunan Nabi Muhammad saw sendiri terbanyak di dunia ada di Indonesia.
 
"Nah untuk keturunan Sayyidina Husain dari Jalur Yaman Ba'alwi paling banyak ada di Indonesia. Begitu pun keturunan Sayyidina Hasan ternyata di Indonesia juga banyak jumlahnya, namun banyak yang tidak tercatat," katanya.
 
Di Indonesia pun kata Kiai Aba, ada beberapa lembaga pencatatan nasab, atau pencatatan garis keturunan. Sebut saja Rabithah Al Alawiyah untuk jalur habib, Naqobah Ashrof Aulia Tis'ah yang mencatat keturunan wali songo, Ashrof Az zahro yang mencatat keturunan Imam Hasan. Belum lagi lembaga Trah Syaikh Jumadil Qubro dan lainnya," katanya.
 
Bahkan bisa dipastikan mereka yang tidak tercatat ini jumlahnya jauh lebih banyak dibanding yang tercatat. Terutama dari kalangan kiai-kiai atau sultan-sultan yang ada di Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. "Contoh Buya Uci yang ada Tanggerang Banten, beliau ini juga Cucu Nabi Muhammad saw dari jalur wali songo," katanya.
 
Sehingga peran para keturunan Nabi Muhammad saw ini sangat ditunggu untuk pembebasan Palestina. "Sekali lagi keturunan Nabi Muhammad saw yang terbanyak itu ada di Indonesia," ucapnya.
 
Bahkan kata dia, julukan para kiai dan priyayi di Indonesia semisal Gus, Yip, Mas yang merupakan singkatan Maulana Syarif dan Maulana Syarifah, lalu raden, banyak juga yang merupakan bagian dari Bani Hasyim.
 
Tiang Penyangga
 
Di sisi lain kata Kiai Aba tokoh terkemuka yang menjadi tiang penyangga negara berbasis Islam di Indonesia, adalah K.H Hasyim Asy'ari dan K.H Muhammad Darwis atau yang lebih dikenal dengan nama K.H Ahmad Dahlan.
 
"Kedua tokoh besar ini pun seperti diketahui adalah tokoh pendiri NU dan Muhammaddiyah. Hebatnya lagi keduanya ini adalah bagian dari Bani Hasyim, mereka keduanya adalah keturunan Sayyidina Husain melalui Syaikh Ahmad Jumadil Qubro," katanya.
 
Sedangkan berdasarkan data terakhir yang diketahui Kiai Aba, penganut NU ini berjumlah sekitar 70-80 juta orang di Indonesia dan Muhammadiyyah berjumlah sekitar 10 juta orang di Indonesia. "Ini atas peran dari Bani Hasyim, umat Islam bisa sebanyak ini," katanya.
 
Belum lagi jika disinggung tentang Imam Syafi'i, Indonesia ini adalah penganut terbanyak mazhab Syafi'i. "Kita semua tahu Imam Syafi'i meski dimakamkan di Kairo Mesir, namun beliau ini lahir di Gaza. Beliau keturunan dari saudara laki-laki Sayyid Hasyim bin Abdul Manaf yaitu Al Muthalib bin Abdul Manaf," katanya.
 
Kiai Aba juga memberikan perumpaaan sederhana, misalnya jika di Indonesia, contohnya di Cirebon, ada orang-orang yang tak bertanggung jawab ingin menghancurkan area sekitar makam Sunan Gunung Djati. 
 
"Terbayang kan baik warga sekitar, bahkan seluruh penduduk Indonesia yang berpaham Aswaja marahnya kayak gimana. Tapi kenapa makam buyutnya nabi didiamkan, belum ada aksi nyata secara masif selain demo dan doa bersama untuk Palestina ini," katanya.
 
Atau misalnya apabila komplek makam Sayyid Ahmad bin Isa Al Muhajir yang merupakan kakek buyut para habaib (jamak dari habib) di Hadramaut Yaman ada yang mengganggu, kata Kiai Aba, bagaimana para habaib itu marahnya seperti apa.
 
Padahal peran keluarga Nabi Muhammad saw untuk Palestina sebenarnya sangat kuat sebelumnya. Sesudah era Umar bin Khattab yang merupakan menantu Nabi Muhammad saw, ada kisah kepahlawanan Salahuddin Al Ayyubi.
 
"Salahuddin mengapa begitu hebat sehingga bisa mempersatukan tiga agama samawi di Jerusalem. Ini karena keturunan Nabi Muhammad saw yaitu Syaikh Abdul Qodir Al Jailani mengirim murid khususnya untuk mengajar Salahuddin dalam ilmu tasawuf tingkat tinggi," katanya.
 
Hasilnya kata Kiai Aba, Salahuddin mampu menang melawan Richard The Lionheart untuk akhirnya bisa kuasai Palestina selama ratusan tahun. "Cara menguatkan semangat perangnya pun sangat unik, Salahuddin mempopulerkan apa yang disebut Maulid Nabi sekarang," katanya.
 
Jadi berbekal cinta kepada Nabi Muhammad saw, maka pasukan Salahuddin berhasil menang dalam perang Salib.
 
Para cucu Nabi Muhammad saw hari ini kata Kiai Aba, sangat khidmat dalam merayakan Maulid Nabi. "Begitu pun saya, hampir setiap malam di bulan Maulid saya sering mengisi ceramah sambil selawatan. Namun meski dengan resep yang sama seperti Salahuddin Al Ayyubi, kami belum bisa berbuat banyak untuk Palestina," katanya.
 
Oleh karena itu Kiai Aba pun berharap ada komando khusus untuk pembebasan Palestina dari para petinggi masyhur yang merupakan keturunan Nabi Muhammad saw di Indonesia. 
 
"Meski mungkin pada akhirnya Palestina akan dibebaskan oleh Bani Hasyim juga yaitu Al Mahdi. Tetapi setidaknya daripada menunggu yang ditunggu itu datang, Bani Hasyim Indonesia bisa menstimulan terjadinya hal itu," katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat