kievskiy.org

Update Korban Jiwa di Gaza: 5.800 Orang Palestina Tewas, Ada Anak-Anak

Seorang wanita Palestina dan anak-anak bereaksi pascaserangan Israel di Khan Younis, di selatan Jalur Gaza, pada Sabtu, 14 Oktober 2023.
Seorang wanita Palestina dan anak-anak bereaksi pascaserangan Israel di Khan Younis, di selatan Jalur Gaza, pada Sabtu, 14 Oktober 2023. /Reuters/Ibraheem Abu Mustafa

PIKIRAN RAKYAT - Warga Palestina terus digempur oleh bom dari Israel yang menyebabkan korban tewas terus bertambah. Hingga Selasa 24 Oktober 2023, Kementerian Kesehatan mengatakan telah ada 5.791 jiwa akibat serangan ini.

Semantara itu, sebanyak 16.297 warga Palestina luka-luka di daerah kantong pesisir tersebut.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mengatakan bahwa pengungsi di Gaza semakin meningkat hingga mencapai 1,4 juta jiwa, di mana 580.000 orang berlindung di 150 tempat penampungan darurat rujukan badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina atau UNRWA.

Bencana Besar Hantui Bangsal Bersalin Rumah Sakit di Gaza

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ahsraf al-Qidra berujar, ada 130 bayi baru lahir yang dirawat dalam inkubator di Jalur Gaza. Kata dia, generator listrik di seluruh rumah sakit, terutama Rumah Sakit Al-Shifa yang paling besar di antara 13 rumah sakit di Gaza kekurangan bahan bakar, hanya tinggal sedikit di dasar tangki.

Baca Juga: Gibran Rakabuming Jadi Cawapres Prabowo Subianto, Ujian Loyalitas Pendukung di Jawa Barat

"Kami sudah mengalihkan bahan bakar ke unit perawatan paling penting, termasuk inkubator, tetapi kami tidak tahu berapa lama hal ini akan bertahan," tutur dia, dikutip pada 24 Oktober 2023.

Dia pun meminta bantuan bahan bakar ke seluruh dunia. Bahkan dia meminta SPBU dan pompa bensin swasta untuk memberi berapa pun bahan bakar yang dimiliki untuk menyelamatkan nyawa-nyawa itu.

Bayi-bayi yang baru lahir itu dihantui bencana besar, mereka bisa meninggal dalam hitungan menit bila inkubator kehabisan daya. Dokter di bangsal bersalin Rumah Sakit Al-Shifa, dr. Nasser Bulbul, meminta pada siapa saja untuk mengirim obat yang dibutuhkan pihaknya.

Militer Israel mendesak warga Palestina untuk pergi ke selatan Gaza karena lebih aman, tetapi RS-RS mengatakan mereka tidak bisa memindahkan pasien yang sakit dan terluka, terutama yang menggunakan alat penopang hidup.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat