kievskiy.org

Uji Coba Pertamina dan ITB Sukses, Menristek Optimistis Bahan Bakar Sawit Selamatkan Ekonomi

Kelapa sawit, bahan green diesel D100 dari Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO).
Kelapa sawit, bahan green diesel D100 dari Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO). /ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - Keberhasilan Pertamina dan ITB mengujicoba produksi green diesel D100 dari Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) kelapa sawit berkapasitas 1.000 barel per hari di Kilang Pertamina Dumai, telah memberi secercah harapan akan bangkitnya kemandirian energi terbarukan di Indonesia.

Diprediksi bahan bakar nabati berbasis sawit akan menjadikan perekonomian Indonesia bisa bergerak lebih cepat.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan, sektor energi memiliki peranan yang penting dan strategis bagi perekonomian nasional.

Baca Juga: Masih Berambisi Dapatkan Jadon Sancho, Manchester United Selesaikan Beberapa Kesepakatan Personal

Di tengah situasi pandemi seperti sekarang, kemandirian energi bisa membatu pemulihan ekonomi dengan relatif lebih cepat.

Oleh sebab itu, Indonesia perlu mengubah ketergantungannya akan bahan bakar fosil menjadi pada bahan bakar terbarukan.

“Kita perlu meningkatkan kapasitas bahan bakar terbarukan dalam energi campuran sekitar 23% di tahun 2025 dan harapannya dapat mencapai 31% pada tahun 2050,” katanya dalam webinar bertajuk The Development of Biofuels Indonesia - Brazil: "Lesson Learned from The Development of Brazilian Bioethanol Based Biofuel", Rabu, 9 September 2020 malam.

Baca Juga: Pro Kontra Soal PSBB Jakarta yang Bakal Diberlakukan Lagi, Ini Kata dr. Tirta

Dalam webinar itu hadir juga sebagai pemateri Duta Besar Brasil H.E. Jose Amir da Costa Dornelles. Ia memberikan paparan mengenai pengalaman negaranya mengolah tebu menjadi bahan bakar nabati.

Bambang Brodjonegoro mengatakan, dengan keberhasilan Indonesia menguji coba produksi green diesel D100 skala industri, selanjutnya Indonesia akan mengambil pelajaran dari keberhasilan Brasil.

Negara itu dinilainya telah terlebih dulu mengimplementasikan tebu menjadi bahan bakar nabati berproduksi dalam skala komersial.

Baca Juga: Sidang Jerinx SID vs IDI Digelar Virtual, 13 Pengacara Dikabarkan Siap Bela Suami Nora Alexandra

Menurutnya, hal yang bisa dipelajari dari Brazil adalah keberhasilan negara itu dalam mengatur kebijakan penentuan harga tebu-gula-etanol.

“Ini akan diadaptasi oleh Indonesia ke dalam kebijakan regulasi penentuan harga sawit-minyak sawit,” katanya.

Selain adaptasi penentuan harga, Indonesia juga akan mengadopsi kebijakan pengembangan bahan bakar Biohidrocarbon serta pemberian dukungan riset dan pengembangan DNA sawit unggul berkelanjutan.

Baca Juga: Lowongan Kerja September 2020: PT Bentani Permai Hotel Buka 2 Posisi Bagi S1

Bambang mengatakan, karakteristik green diesel D100 sama sekali berbeda dengan biodiesel yang ada di pasaran saat ini yang dikenal dengan istilah B20 atau B30. Green diesel D100 diproduksi dari bahan baku 100% RBDPO yang diolah menggunakan Katalis Merah Putih hasil pengembangan ITB dan Pertamina.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat