kievskiy.org

Bonus Demografi Indonesia Bukan Sebatas Jumlah Penduduk

Ilustrasi keluarga.
Ilustrasi keluarga. /Pixabay/jarmoluk

PIKIRAN RAKYAT – Pemasangan program Keluarga Berencana (KB) pusai melahirkan dinilai penting untuk mencegah kehamilan tidak diinginkan atau unmet need. Kedisiplinan untuk memasang kontrasepsi dinilai menjadi langkah yang bijak untuk menghindari ‘kebobolan’.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Hasto Wardoyo mengatakan, Indonesia saat ini sedang menikmati bonus demografi. Akan tetapi, bonus ini bukan sebatas jumlah penduduk melainkan meningkatkan kesejahteraan.

“Saat ini Indonesia sedang menikmati bonus demografi, akan tetapi bonus ini harus menjadi bonus kesejahteraan. Untuk itu segala program yang dianjurkan dapat dimanfaatkan, termasuk KB pasca lahiran ini,” kata dia, Rabu 15 November 2023.

Menurut Hasto, kehamilan tidak diinginkan masih banyak terjadi di lapangan. Tidak sedikit pasangan suami istri yang terlambat memasang KB sehingga akhirnya sang istri mengandung kembali. Padahal, jarak antar kehamilan tidak ideal.

Baca Juga: Kenapa Amerika Serikat Mati-matian Bela Israel Penjajah meski Dikecam Rakyat Sendiri?

“Rata-rata kalau saya tanya ke PUS yang tidak ber-KB kemudian hamil, dia bilang kebobolan, tidak sengaja. Ini masuk ke kehamilan tidak diinginkan atau KTD. Hitungannya di Jawa setiap 100 orang hamil ada 16 kasus KTD,” kata dia.

Secara nasional, pada 2020 angka unmet need KB mencapai 6,82 persen. Dengan beragam sosialisasi dan langkah penanganan, ditargetkan kehamilan tidak diinginkan turun menjadi 4,48 pada 2024. 

“Makanya kami dorong pergerakan unmet need agar antara kebutuhan dengan pelayanan bisa matching,” ucapnya.

Baca Juga: Cara Lapor Jika Anda Tak Dapat BLT El Nino Rp400 Ribu, Bisa Lewat 5 Langkah ini

Untuk memetik bonus penduduk menjadi bonus kesejahteraan, Hasto mengatakan perlu meningkatkan kualitas penduduk Indonesia melalui peningkatan layanan pendidikan yang berkualitas, peningkatan layanan kesehatan, menurunkan stunting, pengentasan kemiskinan, serta peningkatan produktivitas dan daya saing.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat