PIKIRAN RAKYAT – Prabowo Subianto memiliki banyak celah sehingga bisa dicecar dengan mudah oleh lawan debat capres, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Tapi Prabowo selalu menunjukkan sikap santai di hadapan banyak orang.
Sesekali Prabowo Subianto menjukkan aksi joget ‘gemoy’ hingga memancing gelak tawa para penonton. Beberapa orang berpendapat aksi Prabowo selama debat adalah sikap tanpa beban dari seorang capres dalam menghadapi lawan.
Namun siapa sangka, aksi Prabowo Subianto di berbagai kesempatan justru menunjukkan celah kepanikannya. Mulai dari aksi joget dan nada suaranya, Prabowo secara tidak langsung memperlihatkan bahwa dirinya menghadapi serangan bertubi-tubi.
Pakar gestur dan mikroekspresi Monica Kumalasari, mengungkapkan jika Prabowo sebenarnya tetap memiliki beban meski asyik joget-joget. Dia mengamati Prabowo melalui perasaan alias feeling dan thinking atau gagasan.
Baca Juga: Anies Baswedan Sebut Jumlah Kendaraan di DKI Jakarta Tak Pernah Berubah, Benarkah?
Monica mengaku mengesampingkan penilaian dari ekspresi wajah karena mempertimbangkan kondisi kesehatan Prabowo. Sang pakar pun menganalisa melaui suara dan gaya verbal yang diucapkan oleh Prabowo.
Ada beberapa bagian saat Prabowo menunjukkan emosinya dalam debat. Apalagi saat disinggung Anies Baswedan soal putusan MK, dan disinggung Ganjar Pranowo soal pertanyaan kasus HAM berat masa lalu.
"Sebagai contoh, Prabowo menggunakan suara bawah untuk merespon ketika Anies menanyakan perihal perasaannya terhadap putusan MK. Beliau mengatakan ‘Mas Anies…Mas Anies; juga dengan respon suara ke Ganjar ‘come on Mas Ganjar’ kemudian ‘sorry ye.. sorry ye’ ini mengindikasikan keterlibatan emosi kemarahan yang dalam," ujar Monica.
Aksi Prabowo berjoget gemoy beberapa kali usai menjawab lawan debatnya dinilai bukan bentuk sikap yang santai. Sebaliknya, aksi joget gemoy dimanfaatkan untuk coping mechanism alias mekanisme penanganan emosi yang baik.