kievskiy.org

Persaingan Sengit para Caleg di Tengah Isu Pilpres yang Lebih Ramai

Pasangan calon (Paslon) Capres-Cawapres yang akan bertarung pada Pilpres 2024 menunjukkan nomor hasil undian pada Rapat Pleno Terbuka Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Pasangan Capres dan Cawapres Pemilu Tahun 2024 di Gedung KPU, Jakarta.
Pasangan calon (Paslon) Capres-Cawapres yang akan bertarung pada Pilpres 2024 menunjukkan nomor hasil undian pada Rapat Pleno Terbuka Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Pasangan Capres dan Cawapres Pemilu Tahun 2024 di Gedung KPU, Jakarta. /Antara/Galih Pradipta

PIKIRAN RAKYAT - Beragam isu dari pemilihan presiden (pilpres) terasa lebih menyedot perhatian dibandingkan pemilihan legislatif (pileg). Masyarakat pun lebih mengenal atau berusaha mengenal pasangan calon untuk pilpres dibandingkan caleg yang memang jumlahnya pun ribuan, dari 18 parpol yang berkontestasi di pileg secara nasional.

Hal itu merupakan dampak nyata dari pelaksanaan pemilu serentak. Karena itulah, para caleg juga harus melakukan pendekatan lebih banyak ke masyarakat supaya sosoknya lebih dikenal dengan tujuan meraih suara yang membuatnya bisa duduk di kursi legislatif.

Menurut MQ Iswara, caleg dari Partai Golongan Karya untuk DPRD Jawa Barat, hal yang wajar apabila masyarakat lebih hapal tentang pilpres dibandingkan pileg. Pilpres hanya memiliki 3 pasangan calon, sedangkan caleg ada ribuan dari banyak partai.

"Tetapi kalau caleg kelebihannya bisa penetrasi lebih jauh ke masyarakat, ke ruang lingkup masyarakat yang lebih kecil sampai ke RT, bahkan orang per orang. Sementara pilpres memang gaungnya luar biasa, tapi penetrasinya tidak sampai jauh," ucap Iswara di Bandung, Selasa, 19 Desember 2023.

Baca Juga: Prabowo Beri Suntikan Modal Rp15 Miliar untuk Koperasi MDS, TKN: Beliau Ikuti Aturan Bawaslu

Untuk meraih suara pemilih, Iswara mengatakan bahwa dia melakukan kampanye seperti sebelumnya. Ia memang juga pernah duduk di DPRD Jabar sehingga ia tetap melakukan cara kampanye yang umumnya dilakukan untuk mengejar simpati masyarakat, supaya disukai, kemudian dipilih.

"Kampanye yang paling efektif itu silaturahmi, kampanye jabat tangan, itu yang paling utama. Yang berbeda itu hanya isu yang akan kita angkat ke masyarakat. Isu-isu tahun ini tentu beda dengan 5 tahun yang lalu, jadi narasi kampanyenya yang berbeda sesuai dengan kondisi faktual saat ini," ujar Iswara yang juga Sekretaris DPD Partai Golkar Jabar itu.

Caleg lainnya, Firman Rachmat yang merupakan caleg DPRD Jabar dari Partai Nasional Demokrat, mengatakan bahwa isu pilpres lebih menonjol dibanding pileg karena lebih menarik. Isunya pun hanya terfokus pada 3 pasangan.

"Sebenarnya tidak terlalu sulit, karena caleg adalah juru kampanye untuk dirinya, untuk partai, dan untuk pasangan capres-cawapresnya. Namun, itu tadi, karena isu pilpres lebih mengemuka, caleg harus terjun langsung lebih dalam ke grass root, bertemu dan berdialog langsung dengan masyarakat. Caleg tidak bisa lagi mengandalkan media komunikasi seperti spanduk, baliho, media massa, dll. untuk mengenalkan diri dan program kerjanya," kata Firman di Bandung, Selasa 19 Desember 2023.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat