PIKIRAN RAKYAT - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Dirmanto, mengungkapkan bahwa motif tersangka berinisial AWK yang melontarkan ancaman kepada calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, diduga dilakukan secara spontanitas.
AWK, seorang buruh angkut, membuat komentar mengancam melalui akun Tiktok setelah melihat konten di media sosial.
"Tersangka AWK ini setelah melihat akun salah satu media sosial di Tiktok, dengan spontan AWK ini mengomentari dengan nada mengancam akan menembak pada salah satu pasangan calon presiden. Jadi spontan saja," ungkap Dirmanto di Surabaya, Rabu 17 Januari 2024.
Kasus ancaman ini sedang ditangani oleh Sub Direktorat V Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Jawa Timur.
AWK, yang kini berusia 23 tahun, terancam sanksi penjara maksimal empat tahun dan denda hingga Rp750 juta berdasarkan pasal 29 Undang-Undang Informasi Teknologi Elektronik (ITE).
Sebelum menetapkan AWK sebagai tersangka, penyidik telah memeriksa tiga saksi dan mengumpulkan pendapat dari ahli ITE dan ahli bahasa.
Beberapa barang bukti, termasuk tangkapan layar komentar ancaman AWK, satu unit handphone merek Poco X3, dan satu akun Tiktok, juga menjadi dasar dalam penyelidikan ini.
Dirmanto menegaskan bahwa AWK tidak terafiliasi dengan kelompok manapun, meskipun ia sempat memasang foto profil Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut 2. Polisi mengimbau masyarakat untuk bijak menggunakan media sosial agar kasus serupa tidak terulang.
Sebelumnya, Kepolisian Daerah Jawa Timur bersama Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia menangkap AWK pada Sabtu, 13 Januari 2024, karena mengancam akan menembak calon presiden Anies Baswedan melalui komentar di akun Tiktok miliknya, @calonistri71600.***