kievskiy.org

Ratusan WNI di Inggris Tak Boleh Nyoblos Dicegat PPLN, Film Dirty Vote Jadi Kenyataan?

Ilustrasi surat suara di Pemilu 2024.
Ilustrasi surat suara di Pemilu 2024. /Antara/Andreas Fitri Atmoko

PIKIRAN RAKYAT - Ratusan warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Inggris diduga tidak diperbolehkan mencoblos untuk Pilpres 2024. Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) London, Inggris, menghadang para WNI salah satunya lantaran dianggap 'telat' dan kedatangannya melenceng dari jadwal seharusnya.

Kabar ini didapat dari salah satu WNI di Inggris, Romaito Azhar. Dia mengaku sangat kecewa sebab merasa proses pencoblosan di negara itu dipersulit oleh panitia penyelenggara.

"Pemilihan Umum kali ini sangat mengecewakan. Hal Konstitusional kita sebagai bangsa Indonesia di Inggris telah dinodai oleh sistem PPLN yang amatir dan diduga akan menggunakan kertas suara kita yang nauzubillah digunakan untuk hal-hal yang tidak diinginkan," ujar dia, melalui akun TikTok miliknya, dilihat Selasa, 13 Februari 2024.

"Banyak sekali yang tidak bisa voting untuk (memilih) presiden kita di Indonesia. Kita sudah diberikan jadwal sampai jam 6 (pukul 18.00 waktu setempat) dan kita datang sebelum jam 6, tapi kita tidak bisa mem-voting dengan berbagai alasan," katanya lagi.

Dia melanjutkan, alasan panitia di antaranya, kertas suara habis, nihilnya tiket bagi ratusan WNI yang hadir, dan jadwa pencoblosan yang telah ditutup. Namun, alasan-alasan itu sulit diterima sebab mereka merasa 'dipersulit' untuk menggunakan hak pilih.

"Dari jadwal yang bersebaran, kita masih punya kesempatan untuk vote sebelum jam 6 waktu setempat sini gitu lho. Tentu PPLN-nya tidak mengakomodir suara bangsa Indonesia yang hari ini menginginkan kemajuan di bangsa Indonesia," ujar dia.

Baca Juga: Bawaslu Berterima Kasih Sudah Dikritik dalam Film Dirty Vote: Memang Harus Kami Dengar

Menurutnya, ini harus jadi pelajaran bagi bangsa, utamanya bagi penyelenggara panitia yang tidak mampu dan amatir dalam menyelenggarakan pemilu di negara-negara lainnya di luar Indonesia.

Dalam akun serupa, terekam pula proses perdebatan sengit antara WNI di sana dengan Ketua PPLN setempat, Denny Kurniawan. Bahkan, Denny yang tak bisa memberikan alasan meyakinkan untuk menolak para pemilih justru mengancam hendak lapor polisi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat