kievskiy.org

SiRekap Bermasalah, Apakah Menguntungkan Salah Satu Paslon?

Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) melakukan penghitungan sura suara DPD RI di TPS 23 Pabean Udik, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (14/2/2024). Penghitungan surat suara di TPS tersebut dilakukan hingga malam hari karena terkendala jaringan saat menggunakan aplikasi Sirekap.
Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) melakukan penghitungan sura suara DPD RI di TPS 23 Pabean Udik, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (14/2/2024). Penghitungan surat suara di TPS tersebut dilakukan hingga malam hari karena terkendala jaringan saat menggunakan aplikasi Sirekap. /Antara/Dedhez Anggara

PIKIRAN RAKYAT - Aplikasi SiRekap, proses perhitungan suara elektronik beberapa kali error ketika akan digunakan oleh petugas Tempat Pemungutan Suara (TPS). Ada kendala saat SiRekap digunakan, salah satunya hasil data C1 Plano dan SiRekap jomplang.

Masyarakat meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) menghentikan proses perhitungan suara elektronik SiRekap karena memicu spekulasi dugaan penggelembungan suara ke salah satu pasangan calon Capres-Cawapres.

Pakar keamana siber dan forensik digital dan Vaksincom, Alfons Tanujaya, menilai dugaan bahwa SiRekap menguntungkan salah satu paslon sebenarnya tidak berdasar.

Alfons bersama tim independen telah memeriksa 500 lebih kasus ketidaksesuaian suara antara yang tercatat di formulir C Plano dengan yang terunggah di SiRekap.

Berdasarkan hasil penelusuran mereka, ketidaksesuaian data tersebut terjadi pada ketiga paslon.

"Jadi ini tidak hanya pada satu paslin saja, kesimpulannya ini kesalahan sistem atau human error," ujar Alfons kepada BBC News Indonesia.

Menurut Alfons, ada beberapa penyebab yang membuat SiRekap salah merekam angka yang ada pada dokumen C Plano berita acara pemungutan dan perhitungan suara di TPS.

Pertama, tidak adanya cross-checking data atau proses membandingkan atau memverifikasi data dengan sumber utama.

"Katanya SiRekap pakai AI tapi cross-checking data aja nggak dilakukan, itu patut dipertanyakan tim IT-nya, mana ada total jumlah pemilih lebih kecil daripada perolehan suara paslon? Kan konyol," tuturnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat