kievskiy.org

Nobar Film Eksil 'Dijegal': Spirit Orde Baru Masih Gentayangan, Ada Dosa Turunan yang Dipelihara

Poster film Eksil.
Poster film Eksil. /XXI

PIKIRAN RAKYAT - Rencana nonton bareng (nobar) film dokumenter Eksil di Samarinda, Kalimantan Timur, batal karena tidak adanya izin keramaian. Panitia menduga, pembatalan acara tersebut ada kaitannya dengan dinamika Pilpres 2024 yang masih panas sejak peluncuran film Dirty Vote. Sebab, dua film tersebut memuat 'dosa-dosa' negara dan pemerintah.

Penyelenggara nobar film Eksil di Samarinda, Kalimantan Timur, Wisnu Juliansyah mengungkapkan bahwa awal mula muncul ide menonton sinema karya Lola Amaria ini sekitar satu pekan lalu. Dia bersama teman-temannya di Komunitas Aksi Kamisan Kaltim melihat sebuah unggahan dari akun Instagram rumah produksi film Eksil.

Baginya, film ini menarik ditonton bersama karena berisi kisah sejarah kelam Indonesia di masa lalu yang membuat sejumlah orang kehilangan hak-haknya sebagai warga negara hanya karena tidak mau mengakui pemerintah Orde Baru yang sedang berkuasa.

Wisnu dan kawan-kawan memutuskan menyewa salah satu studio yang berkapasitas 146 penonton di bioskop CGV Plaza Mulia Samarinda dengan biaya sewa Rp4.050.000. Setengah dari uang sewa itu pun sudah dibayar kepada pihak pengelola bioskop. Sedangkan sisanya baru akan dilunasi sehari sebelum nobar digelar pada Kamis 22 Februari 2024.

Ada 146 tiket yang sudah terjual dengan harga Rp30.000 per tiket. Namun H-1 nobar atau pada Rabu 21 Februari 2024, pihak pengelola bioskop CGV Plaza Mulia Samarinda memanggil Wisnu Juliansyah dan kawan-kawan untuk memberitahu bahwa pihak bioskop tidak bisa menyayangkan film tersebut.

Dia mengaku kaget dan merasa aneh dengan pemberitahuan mendadak itu. Sebab, mereka diminta harus mengantongi surat izin keramaian dari kepolisian sehari jelang nobar digelar.

"Pertama kami diberitahu mendadak, H-1. Sementara urus surat itu ribet dan lama. Ngapain juga (urus surat izin keramaian) kan cuma nonton film di bioskop... bukan demonstrasi," ucap Wisnu Juliansyah.

Akan tetapi, rupanya tak cuma panitia nobar yang diminta mengurus surat izin keramaian, tetapi juga pengelola bioskop. Akhirnya, pihak CGV Plaza Mulia memberi dua opsi kepada panitia nobar: dibatalkan atau diundur sampai panitia mengantongi surat izin.

Diberi pilihan seperti itu, Wisnu Juliansyah tak berkutik. Dia dan teman-temannya mengaku ogah meminta izin keramaian karena fasilitas yang dipakai milik swasta dan disewa menggunakan dana pribadi, bukan ruang publik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat