/photo/2024/01/05/1134640785.jpg)
PIKIRAN RAKYAT - Ketua KPU, Hasyim Asy'ari tercatat sudah empat kali terbukti melanggar kode etik sebagai pimpinan penyelenggara Pemilu 2024. Namun, sanksi paling berat yang diberikan kepadanya adalah 'teguran keras terakhir'.
Meski ada kata 'terakhir', nyatanya dia mendapatkan dua kali sanksi serupa dari Majelis sidang kode etik Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) atas kesalahannya. Dia pun masih dipertahankan sebagai Ketua KPU dan tidak dipecat.
Berikut, daftar 'dosa' Hasyim Asy'ari sebagai ketua KPU yang terjadi selama Pemilu 2024.
Pertemuan dengan Wanita Emas
Pelanggaran etik pertama yang dilakukan Hasyim Asy'ari terjadi pada 18 Agustus 2022. Kala itu, dia terbukti melakukan perjalanan pribadi dari Jakarta ke Yogyakarta bersama Mischa Hasnaeni Moein alias wanita emas. Dalam perkara tersebut, Wanita Emas bertindak selaku pengadu II.
Keduanya berziarah ke sejumlah tempat di Yogyakarta. Dalam perjalanan itu, Mischa Hasnaeni Moein disebut membiayai tiket Hasyim Asy'ari.
Padahal, Hasyim Asy'ari memiliki agenda resmi selaku Ketua KPU untuk menghadiri penandatanganan MoU dengan tujuh perguruan tinggi di Yogyakarta pada 18-20 Agustus 2022.
Majelis DKPP pun menilai, pertemuan keduanya berpotensi menimbulkan konflik kepentingan. Hasyim Asy'ari terbukti telah melanggar prinsip mandiri, proporsional, dan profesional.
Dia kemudian dijatuhi sanksi peringatan keras terakhir terhitung sejak putusan dibacakan pada 3 April 2023.
Salah Hitung Kuota Caleg Perempuan
Hasyim Asy'ari kembali dinyatakan melanggar kode etik sehubungan dengan Pasal 8 ayat 2 Peraturan KPU 10 Tahun 2023 mengenai pembulatan ke bawah dari 30 persen pencalonan perempuan dalam pemilu. Kasus itu disebut-sebut akibat kesalahan KPU dalam menghitung kuota minimal 30 persen perempuan calon anggota legislatif (caleg) tingkat DPR/DPRD.