kievskiy.org

Cara Membedakan Habib Asli dan Habib Palsu, Solusi agar Memilih Suri Tauladan yang Tepat

Ilustrasi muslim di Tiongkok saat menunaikan ibadah, saat ini muslim di sana tidak bisa menunaikan ibadah salat jumat setelah adanya larangan berkumpul oleh pihak otoritas setempat.*
Ilustrasi muslim di Tiongkok saat menunaikan ibadah, saat ini muslim di sana tidak bisa menunaikan ibadah salat jumat setelah adanya larangan berkumpul oleh pihak otoritas setempat.* /AFP

PIKIRAN RAKYAT - Polda Metro Jaya mengungkapkan kasus pembuatan sertifikat habib palsu yang terjadi di Kalideres, Jakarta. JMW (24), pelaku melancarkan aksinya seorang diri melalui website yang dibuatnya.

Kehadiran habib palsu di muka umum membuat masyarakat resah. Apalagi masyarakat yang awam merasa sulit untuk membedakan antara habib asli dan habib palsu karena masih melihat dari sisi fisik dan penampilan.

Wakil Ketua PCNU Kabupaten Bekasi, Kiai Usamah Zahid memberikan sebuah cara yang bisa digunakan untuk memastikan seseorang bergelar habib.

"Cara paling tepat atau valid untuk cek kebenaran habib asli atau palsu adalah dengan mendatangi Rabithah Alawiyah atau organisasi yang menghimpun WNI yang memiliki keturunan langsung dengan Rasulullah SAW," kata Kiai Usamah Zahid.

Menurut Kiai Usamah Zahid, pada dasarnya seorang habib merupakan dzuriyyah rasul atau keturanan Rasullah SAW melalui jalur Sayyidina Ali dan Sayyidatuna Fatimatuh, kemudian putra Sayyidina Hasan dan Husen lalu menurunkan generasi di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Kiai Usamah Zahid mengatakan Habib memiliki makna orang yang dicintai dan mencintai, artinya ketika seorang habib memiliki sifat dasar cinta dalam hatinya maka perilaku dan akhlaknya harus sesuai dengan gelar yang disandangnya, apalagi di belakang nama habib ada nama besar Rasulullah SAW di belakangnya.

Ada Tiga Kategori Habib

Kiai Usamah Zahid mengatakan bahwa habib mempunyai tiga kategori, berikut ulasannya:

  1. Habib asli dan alim. Habib yang semacam ini menurutnya harus dihormati serta dimuliakan karena di dalam dirinya mengalir darah Rasulullah SAW. Oleh karena itu, masyarakat harus tunduk terhadap pendapat habib tersebut karena keilmuan yang dimilikinya.
  2. Habib asli tapi tidak alim. Habib yang kurang memahami ilmu agama karena tidak pernah mengenyam pendidikan baik di sekolah atau pesantren. Kepada habib golongan kedua ini, kita harus tetap takzim dan menghormatinya.
  3. Habib Palsu. Kiai Usamah menilai orang yang sekadar mengaku dirinya habib memiliki akhlak tidak baik. Setelah dicek kebenarannya ternyata bukan habib asli, maka tinggalkan saja tanpa perlu menghina, membully karena dia tetaplah manusia yang harus dihormati.

Tiga hal tersebut bisa menjadi landasan menghadapi habib atau orang yang mengaku habib agar tidak salah dalam mengambil suri teladan.

Skandal Kasus Pembuatan Sertifikat Habib Palsu

olda Metro Jaya telah mengamankan seorang pria berinisial JMW (24), pembuat situs web palsu Rabithah Alawiyah. Pelaku memalsukan logo website asli dengan menjanjikan sertifikat daftar habib atau keturunan Nabi Muhammad SAW.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat