kievskiy.org

Hapus Diagram Real Count di KPU Tak Jadi Solusi Bungkam Kritik Publik, Perbaiki Kualitas Teknologi Lebih Baik

Ilustrasi - Pakar kepemiluan dari Universitas Indonesia (UI) Titi Anggraini menilai KPU tidak seharusnya hapus diagram real count Pemilu 2024.
Ilustrasi - Pakar kepemiluan dari Universitas Indonesia (UI) Titi Anggraini menilai KPU tidak seharusnya hapus diagram real count Pemilu 2024. /Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - KPU (Komisi Pemilihan Umum) kini menjadi sorotan usai laman resminya menghapuskan diagram lingkaran, angka hingga numerik real count Pemilu 2024. Hal ini membuat publik bertanya-tanya.

Terkait kebijakan penghapusan diagram real count Pemilu 2024, KPU RI lewat Idham Holik menjelaskan bahwa saat ini yang bisa jadi rujukan untuk melihat hasil akuran yakni Formulir Model C1-Plano.

Sehingga kini KPU membuat kebijakan dengan hanya menampilkan bukti autentik perolehan suara peserta pemilu lewat C1 Hasil Plano di tempat pemungutan suara (TPS) dan menghapus diagram real count di laman resminya.

Atas kebijakan KPU soal penghapusan diagram real count Pemilu 2024, Pakar kepemiluan dari Universitas Indonesia (UI) Titi Anggraini pun angkat suara dan menilai hal ini seharusnya tidak dilakukan.

Baca Juga: Soal Dugaan Penggelembungan Suara PSI, KPU: Ketidakakuratan Tak Hanya Terjadi di Satu Partai

Pasalnya, diagram real count Pemilu 2024 ini sangat membantu pemilih dalam melihat hasil sementara sembari menunggu penetapan Pemilu pada 20 Maret 2024 nanti.

Meski memang ada C Hasil Plano, namun diagram real count Pemilu 2024 menjadi urgensi utama bagi pemilih dalam melihat keterbukaan rekapitulasi Pemilu 2024 oleh KPU.

Alih-alih menutup diagram real count di laman KPU, Titi menilai bahwa memperbaiki kualitas teknologi aplikasi penghitung suara menjadi hal yang lebih baik untuk membungkam kritik publik selama ini yang curiga adanya sabotase suara di KPU.

Baca Juga: Diagram Perolehan Suara di Sirekap Hilang, KPU Harusnya Lakukan Transparansi Dua Arah

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat