kievskiy.org

Bukan Human Error, Panglima TNI Ungkap Dugaan Penyebab Ledakan Gudang Amunisi

Warga memperlihatkan video ledakan di Batalyon Artileri Medan (Yonarmed) 07/155 GS Kodam Jaya di Ciangsana, Kabupaten Bogor, Sabtu (30/3/2024). Menurut Panglima Kodam Jayakarta kebakaran terjadi pada pukul 18.05 WIB dari gudang amunisi yang sudah kadaluawarsa dan tidak ada korban jiwa. ANTARA FOTO. Fakhri Hermansyah/foc.
Warga memperlihatkan video ledakan di Batalyon Artileri Medan (Yonarmed) 07/155 GS Kodam Jaya di Ciangsana, Kabupaten Bogor, Sabtu (30/3/2024). Menurut Panglima Kodam Jayakarta kebakaran terjadi pada pukul 18.05 WIB dari gudang amunisi yang sudah kadaluawarsa dan tidak ada korban jiwa. ANTARA FOTO. Fakhri Hermansyah/foc. /Fakhri Hermansyah ANTARA FOTO

PIKIRAN RAKYAT - Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Agus Subiyanto memastikan ledakan gudang amunisi milik Batalyon Artileri Medan (Yonarmed) 07/155 GS Kodam Jaya TNI AD di wilayah Ciangsana, Bogor, Jawa Barat bukan karena human error atau kesalahan yang dilakukan oleh manusia.

"Tidak (human error). Memang kalau sudah expired itu relatif sensitif labil dia karena gesekan pun kena panas mudah meledak," tutur Panglima usai meninjau lokasi Gudang Amunisi Daerah (Gudmurah), Ciangsana, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, Minggu, 31 Maret 2024.

"Bisa dari situ (gesekan). Sementara bisa dari itu salah satunya," katanya.

Panglima Agus mengatakan amunisi yang terdapat di Gudmurah tersebut sudah kedaluwarsa sehingga lebih sensitif terhadap gesekan, gerakan, maupun panas. Sehingga, lanjut ia, penyimpanan amunisi atau penggudangan di bawah tanah hingga jauh dari permukiman warga.

Baca Juga: Halo Bandung, Terasmu Bau Pesing

"Karena memang itu munisi tersebut labil jadi di dalam tanah kemudian pakai tanggul karena mencegah kemungkinan (human error) tersebut," tuturnya.

Panglima menuturkan saat ini, tim investigasi TNI masih terus melakukan pendalaman terkait dengan penyebab kebakaran dan langkah-langkah perbaikan yang harus dilakukan ke depan.

Bahkan, lanjut Panglima, pihaknya juga melibatkan polisi militer yang sudah bergerak sejak tadi malam.

"Masih dicari penyebabnya, tapi untuk penyebab kemungkinan yang tadi saya sampaikan karena labil tersebut," katanya.

Ia menyebut terdapat dua jenis munisi, yakni Munisi Kaliber Kecil (MKK) dan Munisi Kaliber Besar (MKB). 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat