PIKIRAN RAKYAT - Jamaah Aolia di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menjadi perhatian publik karena menggelar sholat id lebih awal, yakni pada Jumat 5 April 2024. Gema takbir berkumandang pada pagi hari seiring dengan perayaan sholat Idul Fitri tersebut.
Dalam rekaman yang beredar di media sosial, tampak sejumlah jemaah mendatangi masjid Aolia pada Jumat 5 April 2024 pagi untuk melaksanakan sholat id. Pengurus masjid pun mengimbau kepada jemaah lain agar menghormati dan saling menjaga kerukunan antar umat beragama.
Sebelum melaksanakan sholat id, para jemaah juga menggelar kegiatan takbiran Idul Fitri 1445 Hijriah atau Lebaran 2024 pada Kamis 4 April 2024 malam. Suasana Masjid Aolia di Padukuhan Panggang III, Kalurahan Giriharjo, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, dipenuhi dengan semangat perayaan.
Acara yang dihadiri sekitar kurang lebih 50 orang tersebut dipimpin oleh tokoh agama KH. Ibnu Hajar Pranolo atau akrab disapa Mbah Benu sebagai pimpinan pusat Jamaah Aolia. Kegiatan dimulai pukul 19.00 WIB dengan pelaksanaan Sholat Isya.
Takbiran pun dimulai tepat pukul 19.30 WIB, dipimpin langsung oleh Mbah Benu dan diikuti dengan penuh khidmat oleh para jemaah. Namun, yang menarik perhatian adalah keputusan jamaah Aolia untuk tidak melakukan tradisi keliling takbiran serta tidak menggunakan alat pengeras suara dalam pelaksanaannya.
Mereka juga menyatakan bahwa pelaksanaan Sholat Id akan dilaksanakan pada Jumat 5 April 2024 pukul 7.00 WIB di kompleks Masjid Aolia Dusun Panggang III.
Mereka percaya bahwa perayaan ini adalah ekspresi dari keimanan dan kebersamaan dalam beribadah, tanpa harus terikat pada tradisi yang telah ada. Sebuah langkah yang diambil dengan keyakinan dan kepercayaan penuh kepada Allah SWT.
Mengenal Jamaah Aolia
Jamaah Aolia merupakan sekelompok masyarakat yang mendiami wilayah Padukuhan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul. Jemaah ini dipimpin Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranowo yang dikenal dengan sebutan Mbah Benu. Dia lantas juga menjadi mursyid atau guru bagi jemaahnya.
Jamaah Aolia sebenarnya tersebar ke berbagai daerah, terutama di Jawa Tengah dan DIY. Menurut putra ketiga pengasuh Jemaah Aolia, Musa Assiqbillah, jumlah populasi mereka tidak diketahui.