kievskiy.org

Daftar 18 Pengeluaran SYL yang Pakai Dana Kementan, Total Rp44,5 M

Daftar Belanja Syahrul Yasin Limpo Pakai Duit Korupsi Kementan, Bayar Skincare Istri Anak? Gaya SYL Selangit
Daftar Belanja Syahrul Yasin Limpo Pakai Duit Korupsi Kementan, Bayar Skincare Istri Anak? Gaya SYL Selangit /Antara/Aprillio Akbar

PIKIRAN RAKYAT - Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menduga bahwa SYL menerima uang sebesar Rp44,5 miliar hasil memeras bawahannya dan direktorat di Kementan yang kemudian digunakan untuk kepentingan pribadi dan keluarga.

Hal ini diungkapkan oleh beberapa saksi dalam sidang kasus, antara lain Staf Biro Umum Pengadaan Kementan Muhammad Yunus, mantan kepala bagian rumah tangga biro umum dan pengadaan Kementan Abdul Hafidh, serta Pejabat Fungsional Barang Jasa Rumah Tangga Kementan Arief Sopian.

Dalam kesaksian Arief Sopian, ia mengklaim bahwa pembelian mobil Innova yang diberikan kepada putri SYL merupakan hasil patungan iuran dari para pejabat eselon 1. Namun, hanya Inspektorat di Kementan yang tidak ikut berkontribusi untuk membeli mobil tersebut.

Saksi lainnya, Gempur Aditya, mengungkapkan bahwa pihaknya mengeluarkan uang Rp43 juta setiap bulan dalam kurun waktu Maret-Desember 2021 untuk membayar cicilan mobil Alphard milik SYL.

Ia mengaku tidak mengetahui secara pasti status kepemilikan atas pembayaran tersebut dari Kementan untuk mobil Alphard SYL. Namun, berdasarkan pembayaran rutin, pegawai Kementan tersebut meyakini bahwa uang itu digunakan untuk membayar cicilan.

Di pengujung sidang ketika ditanya oleh jaksa KPK mengapa mereka menyiapkan segala macam dana meskipun tidak ada dalam daftar anggaran resmi, saksi Arief Sopian mengatakan bahwa mereka melakukannya karena diperintah.

Menanggapi jawaban ini, tim hukum SYL mempertanyakan kapasitas Arief untuk melaporkan ke instansi terkait.

“Saksi tidak punya kekuatan untuk melaporkan ada yang melanggara aturan, melaporkan ke instansi. Apa yang membuat saksi tidak bisa melaporkan?“ tanya sang pengacara.

"Karena diperintah kemudian terpaksa, kami tidak ada kemampuan lagi untuk (melapor)," kata Arief.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat