kievskiy.org

Keturunan Nabi Muhammad SAW Datang ke Tanah Air adalah Bagian dari Indonesia

Ketua Umum DPP Rabithah Alawiyah Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf saat mengisi kajian di Pesantren Nurusshobah Ma'sadiyah, di Cisarua, Kabupaten Bandung Barat pada Minggu 10 Juni 2024.
Ketua Umum DPP Rabithah Alawiyah Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf saat mengisi kajian di Pesantren Nurusshobah Ma'sadiyah, di Cisarua, Kabupaten Bandung Barat pada Minggu 10 Juni 2024. /Pikiran Rakyat/Mochamad Iqbal Maulud

PIKIRAN RAKYAT - Peran Alawiyyin (Keturunan Nabi Muhammad SAW) di Indonesia sangat banyak terutama dalam proses kemerdekaan di Indonesia. Sebut saja Habib Ali Kwitang yang menjadi guru spiritual Bung Karno.

Selain itu, ada pula Syarif Hamid Al Qodri, pengagas lambang negara Garuda, lalu ada pula Sayyid Muhammad Husein bin Salim Al Muthahar pendiri Paskibraka, diplomat dan tokoh pramuka Indonesia.

Ketua Umum DPP Rabithah Alawiyah Al Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf memberikan tanggapannya. Tanggapan tersebut disampaikan Habib Taufiq saat diwawancarai khusus oleh Pikiran Rakyat di Pesantren Nurusshobah Ma'sadiyah, di Cisarua, Kabupaten Bandung Barat dalam acara talkshow yang bertemakan "kiprah Alawyyin kepada bangsa dan negara" yang dimoderatori oleh Ahmad Zaldi Assegaf, M.Pd (Ph.D. Candidate Universiti Brunei Darussalam) pada Minggu 10 Juni 2024 pagi.

Ingin jadi bagian dari Indonesia

Menurut Habib Taufiq kedatangan Alawiyyin ke Indonesia bukan untuk menjadi orang asing. Namun justru menjadi bagian dari Indonesia. "Termasuk leluhur saya yaitu Habib Ja'far yang menikah dengan perempuan dari Mojokerto. Jadi ada darah Jawa mengalir di darah saya," katanya.

Orang Indonesia atau pribumi pun memiliki kedudukan terhormat di kalangan Alawiyyin ini kata Habib Taufiq. "Disebut dengan 'ahwal' yang berarti saudara dari pihak ibu," katanya.

Para Alawiyyin pun masuk ke negeri ini dengan tujuan dakwah. Kedatangan Alawiyyin datang kebanyakan melalui perdagangan namun kata Habib Taufiq keuntungannya digunakan untuk bersedekah dan berdakwah tentunya.

"Ini juga dicontohkan oleh leluhur para Alawiyyin yang pertama kali datang ke Hadramaut Tarim Yaman. Yaitu Sayyid Ahmad bin Isa Al Muhajir yang hijrah dari Bashrah Irak ke Yaman tersebut," katanya.

Sayyid Ahmad bin Isa Al Muhajir ini membeli ladang-ladang di daerah Hadromaut untuk sarana dakwah. "Jadi mereka yang ladangnya dibeli pun lalu dipekerjakan di ladang tersebut. Syaratnya harus belajar agama terutama memperkuat dzikir kepada Allah SWT," katanya.

Di sisi lain cara yang digunakan para leluhur Alawiyyin ini kata Habib Taufiq diterapkan juga di Indonesia. Namun seiring berjalannya waktu selain berdagang, kalangan Alawiyyin di Indonesia juga banyak berkiprah di banyak bidang.

"Banyak pula professor-professor dari kalangan Alawiyyin, dokter-dokter, hingga jenderal-jenderal. Bahkan saya tegaskan lagi mereka bukan menjadi orang asing di Indonesia namun sangat Nasionalis dan cinta terhadap Indonesia," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat