kievskiy.org

SYL Nangis Saat Sidang, Ngaku Punya Rumah Murah dan Masih Kebanjiran

Mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat sidang pada Jumat, 28 Juni 2024.
Mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat sidang pada Jumat, 28 Juni 2024. /Antara/M Risyal Hidayat

PIKIRAN RAKYAT - Mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menangis saat membacakan nota pembelaan (pleidoi) di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta pada hari ini, Jumat, 5 Juli 2024. SYL merasa tak masuk akal jika dirinya didakwa melakukan korupsi.

Menurutnya, apabila ia berniat untuk korupsi, maka hal itu sudah dilakukannya sejak menduduki jabatan penting di daerah, bukan saat ia menjabat sebagai menteri.

Sebelum menjadi menteri di pemerintahan Presiden Jokowi, SYL pernah menduduki jabatan Bupati Kabupaten Gowa periode 1994-2002, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan periode 2003-2008, dan Gubernur Sulawesi Selatan periode 2008-2018.

SYL mengatakan, apabila ia korupsi sepanjang kariernya di pemerintahan, maka saat ini ia menjadi salah satu orang terkaya. Namun, hal itu berbeda dengan kondisinya saat ini.

Ia mengaku rumahnya di Makassar, Sulawesi Selatan merupakan rumah murah dari program Bank Tabungan Negara (BTN), bahkan kadang-kadang masih kebanjiran.

"Rumah saya kalau banjir masih kebanjiran Bapak, yang di Makassar itu. Saya tinggal di BTN. Saya tidak biasa disogok-sogok orang. Tunjukkan, saya tidak pernah," katanya sambil terisak, Jumat, 5 Juli 2024.

Terkait uang yang diterimanya selama menjabat sebagai menteri, SYL menyebut uang itu adalah honor dan uang perjalanan dinas, yang selalu ditanyakan ke Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) periode 2021–2023 Kasdi Subagyono dan mantan ajudan SYL, Panji Harjanto.

"Keduanya selalu menjawab bahwa biaya tersebut semuanya sudah sesuai aturan dan kata-kata khas yang selalu saya ingat mereka bilang ini sudah dipertanggungjawabkan, sudah menjadi hak menteri," ujarnya.

SYL Sebut Anak Buahnya Cari Muka

Dalam sidang tersebut, SYL tak mengakui bahwa ia melakukan pemerasan. Ia berdalih bahwa dirinya tak memeras, melainkan anak buahnya yang melakukan pendekatan kepada dirinya, dengan "cari muka".

Ia menyebut anak buahnya berharap dirinya menaikkan jabatan atau memberikan akses kepada menteri-menteri dan lain sebagainya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat