kievskiy.org

Greysia Polii Ingin 'Menembus Garis Batas' Menjadi Gerakan untuk Membawa Perubahan Lebih Besar

Peluncuran buku "Menebus Garis Batas", Perjuangan dan Perjalanan Hidup Greysia Polii di Annex Building, Wisma Nusantara, Jakarta, akhir pekan lalu, 29 Juni 2024.
Peluncuran buku "Menebus Garis Batas", Perjuangan dan Perjalanan Hidup Greysia Polii di Annex Building, Wisma Nusantara, Jakarta, akhir pekan lalu, 29 Juni 2024. MGB

PIKIRAN RAKYAT - Buku "Menembus Garis Batas", Perjuangan dan Perjalanan Hidup Greysia Polii akhirnya diluncurkan akhir pekan lalu. Namun, Greysia Polii tidak mau kisah dalam buku ini hanya jadi bahan bacaan saja.

Meski buku ini bercerita tentang bagaimana perjalanannya menjadi seorang atlet hingga sukses memenuhi mimpinya menjadi juara Olimpiade. Namun ini bukan hanya tentang Greysia Polii saja, tetapi tentang bagaimana setiap orang melewati limitasi dalam diri mereka masing-masing.

Dia pun menginginkan Menembus Garis Batas ini menjadi sebuah gerakan (movement). Karena menurutnya, gerakan ini jika dilakukan bersama-sama akan bisa membawa perubahan yang lebih besar.

"Perjalanan saya tidak selalu mulus. Banyak batasan-batasan dalam mencapai mimpi saya. Beberapa kali hampir menyerah dan putus asa, tetapi Saya berhasil menembus batasan itu dalam hidupnya. Ini membuktikan bahwa dengan semangat dan determinasi tidak ada yang tidak mungkin," kata Greysia.

"Saya harap torehan kata dan cerita dalam buku ini bisa menjadi motivasi bagi orang lain, apapun mimpinya. Sebuah gerakan yang dapat membawa perubahan positif bagi anak-anak bangsa," tambahnya.

"Lewat buku ini, Greysia memberikan kita empat mantra yang bisa digunakan hanya untuk atlet saja, tetapi semua orang. Pertama "clarity to vision". Dukungan seseorang yang percaya akan mimpi yang dibangun sejak kecil, membuat kita tahu apa yang dimau sejak kecil. Itu yang menjadi jangkar," ujar Najwa Shihab memberikan testimoninya dalam sesi talk show dalam peluncuran buku ini.

Greysia Polii bermonolog membacakan sekilas cerita dalam buku "Menembus Garis Batas", Perjuangan dan Perjalanan Hidup Greysia Polii, akhir pekan lalu, 29 Juni 2024 di Annex Building, Wisma Nusantara, Jakarta.
Greysia Polii bermonolog membacakan sekilas cerita dalam buku "Menembus Garis Batas", Perjuangan dan Perjalanan Hidup Greysia Polii, akhir pekan lalu, 29 Juni 2024 di Annex Building, Wisma Nusantara, Jakarta. MGB
"Kedua, "commitment and grit". Kalah berkali-kali tetapi tidak menyerah, hal itu lah yang membedakan seorang juara atau tidak. Mentalnya, itu yang saya pelajari dari Greysia," ucapnya kemudian.

"Ketiga, "support system". Dukungan dari orang-orang terdekat, karena tidak mungkin Greysia sampai di titik ini bila tidak ada yang membantu dan percaya kepadanya. Dan mantra terakhir, "unseen hands. Tangan-tangan yang tidak terlihat tetapi selalu ada (Tuhan). Kadang kita gagal, tapi jika kita percaya bahwa semua sudah ada yang mengatur dan kita pasrahkan kepada yang di Atas, membuat segala kesulitan yang dihadapi akan bisa kita terima," tuturnya lagi.

"Garis batas itu sebetulnya diciptakan oleh kita sendiri di pikiran kita. Tanpa sadar, kita sendiri yang menarik garis batas itu, lewat ketakutan, lewat ekspektasi, lewat kekhawatiran. Jadi pertama, hancurkan garis batas itu dan kemudian melihat garis batas bukan sebagai akhir atau finis. Karena untuk mencapai sesuatu yang tinggi pasti harus melewati ketidaknyamanan. Mari jadikan garis batas sebagai awal untuk memulai sesuatu, mari belajar dari Greysia Polii," ucap Najwa menambahkan.

Sementara bagi Deni Sumargo, apa yang diceritakan Greysia dalam buku ini justru membuatnya merenung. Karena pada akhirnya dia menilai, apa yang bisa membuat seseorang menjadi besar adalah bagaimana seseorang itu bisa menyentuh hati orang lain. Hal itu lah yang menurutnya telah dilakukan seorang Greysia Polii melalui buku ini.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat