kievskiy.org

IPB Kembangkan Hand Sanitizer Sawit, 99 Persen Ampuh Bunuh Kuman

Peneliti Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi IPB Erliza Hambali (kiri) menyerahkan bantuan cairan pembersih tangan kepada perwakilan RSUD Kota Bogor, Senin (14/12/2020). Cairan pembersih tangan sawit diklaim lebih lembut dan ampuh membunuh kuman hingga 99 persen.***
Peneliti Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi IPB Erliza Hambali (kiri) menyerahkan bantuan cairan pembersih tangan kepada perwakilan RSUD Kota Bogor, Senin (14/12/2020). Cairan pembersih tangan sawit diklaim lebih lembut dan ampuh membunuh kuman hingga 99 persen.*** /PR/Windiyati Retno

PIKIRAN RAKYAT - Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi (SBRC) Institut Pertanian Bogor (IPB) mengembangkan cairan pembersih tangan atau hand sanitizer sawit.

Cairan pembersih tangan dengan campuran gliserol sawit itu diklaim lebih ampuh membunuh kuman hingga 99 persen.

Peneliti Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenetgi (SBRC) IPB Prof. Dr.Erliza Hambali mengungkapkan, pembuatan hand sanitizer sawit ini merupakan salah satu upaya pemulihan dampak Covid-29 bekeriasama antar SBRC IPB dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Baca Juga: 6 Laskar FPI Tewas dalam Bentrokan Berdarah, Polisi Beberkan Rincian 58 Adegan Rekonstruksi

"Pengembangan hand sanitizer ini untuk menunjukkan bahwa sawit juga bisa berguna untuk mencegah Covid-19 juga," ujar Erliza kepada "PR", Senin (14/12/2020).

Menurut Erliza, pengembangan hand sanitizer sawit tersebut merupakan pengembangan potensi sumber daya alam strategis yang memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia. Sebagaimana diketahui, saat ini Indonesia merupakan penghasil sawit terbesar di dunia.

Itu sebabnya hand sanitizer sawit perlu dioptimalkan sebagai salah satu produk yang dibutuhkan selama pandemi Covid-19.

Baca Juga: Meningkat 40 Persen, Terungkap Penyebab Wanita Muda di Korea Selatan Pilih Akhiri Hidupnya

"Kita sebenarnya sudah lama mengembangkan produk hand sanitizer tapi untuk sawit gliserol dan lidah buaya ini baru sekarang. Pengembangannya baru sekitar Maret lalu," kata Erliza.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat