PIKIRAN RAKYAT - Salah satu sekolah yang ditunjuk untuk lebih dulu mengadaptasi KSP atau Kurikulum Sekolah Penggerak di Kota Bandung adalah SMAN 12.
Kepala SMAN 12 Bandung Solihin mengatakan baru mengadaptasi kurikulum ini pada tahun ajaran baru, dua bulan terakhir.
”Sehingga kalau disinggung mengenai kendala dan keberhasilan, tentu masih sangat prematur karena baru saja berjalan,” ucap Solihin, Senin 6 September 2021.
Apalagi, hingga kini, kegiatan belajar mengajar masih berjalan secara daring sehingga belum bisa menakar efekvitasnya.
Solihin merasakan ada beberapa perbedaan mendasar antara KSP dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya.
Baca Juga: Kurikulum Sekolah Penggerak, Harus Melek Teknologi demi Pendekatan Baru Saat Belajar
Disebutkan Solihin, secara konseptual, kegiatan belajar-mengajar dalam KSP sebenarnya mengedepankan filosofi Ki Hajar Dewantara. Artinya, pendidikan di sekolah melayani kebutuhan peserta didik sehingga anak belajar sesuai dengan kebutuhannya.
Dari segi jumlah jam pelajaran, tidak berbeda dengan kurikulum sebelumnya, yakni 44 jam dalam seminggu.
Jika pada kurikulum sebelumnya seluruh jam belajar dihabiskan untuk mata pelajaran, pada kurikulum SP sebanyak 32 jam dimanfaatkan untuk mata pelajaran dan 12 jam khusus untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila.