kievskiy.org

Kurikulum Sekolah Penggerak Teori Bagus, Asal Jangan Gagal Paham

Siswa mengikuti pembelajaran tatap muka usai menerima vaksin Covid-19 di SMPN 9 Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Jumat 3 September 2021.
Siswa mengikuti pembelajaran tatap muka usai menerima vaksin Covid-19 di SMPN 9 Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Jumat 3 September 2021. /Antara/Idhad Zakaria

PIKIRAN RAKYAT - Salah satu sekolah yang ditunjuk untuk lebih dulu mengadaptasi KSP atau Kurikulum Sekolah Penggerak di Kota Bandung adalah SMAN 12.

Kepala SMAN 12 Bandung Solihin ­mengatakan baru mengadaptasi kurikulum ini pada tahun ajaran baru, dua bulan terakhir.

”Sehingga kalau disinggung mengenai kendala dan keberhasilan, tentu masih sangat prematur karena baru saja berjalan,” ucap Solihin, Senin 6 September 2021.

Apalagi, hingga kini, kegiatan belajar mengajar masih berjalan secara daring sehingga belum bisa menakar efek­vitasnya.

Solihin merasakan ada beberapa perbedaan mendasar antara KSP dengan kuri­kulum-kurikulum sebelumnya.

Baca Juga: Kurikulum Sekolah Penggerak, Harus Melek Teknologi demi Pendekatan Baru Saat Belajar

Disebutkan Solihin, secara konseptual, kegiatan belajar-mengajar dalam KSP sebenarnya mengedepan­kan filosofi Ki Hajar Dewantara. Artinya, pendidikan di sekolah melayani kebutuhan peserta didik sehingga anak belajar sesuai dengan kebutuhannya.

Dari segi jumlah jam pelajaran, tidak berbeda dengan kurikulum sebelumnya, yakni 44 jam dalam seminggu.

Jika pada kurikulum sebelumnya se­luruh jam belajar dihabiskan untuk mata pelajaran, pada kurikulum SP sebanyak 32 jam dimanfaatkan untuk mata pelajaran dan 12 jam khusus untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat