kievskiy.org

Fakta Mikroplastik di Kantong Teh Celup

ILUSTRASI.*/CANVA
ILUSTRASI.*/CANVA

TAHUKAH Anda, kantong teh kertas ternyata tidak sepenuhnya berasal dari kertas. Kantong teh yang setidaknya sudah ada sejak 2006, dapat dibuat dari rami, plastik berbasis jagung, nilon atau PET (polietilen tereftalat). Tapi paling sering itu salah satu dari dua yang terakhir: plastik.

Penelitian di Environmental Science & Technology mengungkapkan bahwa kantong teh plastik saat direndam dalam air panas cukup untuk melepaskan miliaran plastik mikropartikel ke dalam minuman Anda. Mikroplastik banyak menjadi berita akhir-akhir ini, setelah muncul di air kemasan dan salju Arktik dan garam dapur serta berbagai macam organisme.  

Tetapi studi ini menghasilkan konsentrasi plastik yang jauh lebih kecil.  Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa air kemasan mungkin memiliki puluhan hingga ratusan partikel per liter - lebih dari dua liter.

Studi baru, yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas McGill di Montreal seperti yang dirilis di discovermagazine.com, menemukan satu kantong teh berbasis plastik melepaskan sekitar, 11,6 miliar partikel mikroplastik dan 3,1 miliar nanoplastik (bahkan partikel yang lebih kecil) ke dalam cangkir Anda.

Insinyur kimia Nathalie Tufenkji mengatakan dia mendapat ide untuk penelitian setelah memesan secangkir teh dari kedai kopi suatu hari dalam perjalanan ke tempat kerja. Tufenkji sudah mempelajari polusi mikroplastik. Ia bersama peneliti lainnya, Laura Hernandez harus mengerjakan beberapa tes pendahuluan.  Hernandez pergi ke kedai kopi dan toko kelontong untuk membeli beberapa kantong teh untuk diuji di laboratorium.

"Kami berpikir mungkin kami akan melihat 100, atau 1.000 partikel, tetapi kami benar-benar terpesona ketika kami melihat ada miliaran partikel," kata Tufenkji.  

Setelah membeli ratusan kantung teh plastik, mereka menelitinya. Mereka memilih empat merek secara acak yang memiliki kantong teh berbahan plastik: dua terbuat dari nilon, dan dua terbuat dari PET.  Mereka mengeluarkan teh, membilas kantong-kantong dengan air murni, dan merendam kantong-kantong kosong untuk waktu dan suhu yang diperlukan untuk membuat teh (lima menit pada 203 derajat Fahrenheit.)

Ketika mereka memeriksa apa yang telah keluar dari kantong teh kosong, mereka menemukan plastik lebih banyak plastik. Selain itu, teh dapat mengandung sejumlah kecil logam dan metaloid seperti aluminium, timah dan kromium.  Dan plastik mikro dan nano diketahui mampu menyerap hal-hal seperti logam berat.  Ketika para peneliti melihat “teh” mikroplastik mereka yang masuk dari kantong, mereka memang menemukan bahwa logam dari teh telah menempel pada mikroplastik dari kantong.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat