kievskiy.org

Opsi Terakhir PPDB dari Pemerintah: Tahun Ajaran Baru Dimulai 2021

WAKIL Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf salurkan bantuan bantuan APD untuk 5 RS di Kabupaten Bandung dan Bandung Barat, serta reagen PCR untuk lab di Unpad.*
WAKIL Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf salurkan bantuan bantuan APD untuk 5 RS di Kabupaten Bandung dan Bandung Barat, serta reagen PCR untuk lab di Unpad.* /HANDRI HANDRIANSYAH/RP

PIKIRAN RAKYAT – Pemerintah menyodorkan tiga opsi kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam penerimaan siswa didik baru (PPDB) di tengah pandemi Covid-19.

Opsi terakhir adalah kemungkinan memperpanjang tahun ajaran kali ini hingga Desemebr 2020 dan memulai tahun ajaran baru pada Januari 2021.

Wakil Ketua Komisi X Dede Yusuf mengatakan, opsi tersebut adalah yang paling terakhir.

Baca Juga: Auto2000 Beri Layanan Gratis Untuk Periksa 50 Bagian Penting Mobil Toyota

"Soalnya kalau terlalu lama juga kasihan siswa sudah mengalami kejenuhan selama tiga bulan terakhir," ujarnya, saat ditemui di posko relawan Imah Rancage, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Senin, 18 Mei 2020.

Di sana, ia membagikan bantuan alat pelindung diri (APD) dan reagen PCR kepada sejumlah rumah sakit di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.

Selain siswa itu sendiri, kata Dede, dampak pembelajaran di rumah juga saat ini sudah membuat orang tua dipusingkan.

Baca Juga: Info Ramadhan 1441 H, Tradisi Unik Menyalakan Lentera Selama Bulan Suci di Mesir

Betapa tidak, mereka harus mendampingi anak belajar di tengah himpitan ekonomi dan menurunnya pendapatan akibat dampak Covid-19.

Oleh karena itu, Dede melansir ada dua opsi lain yang lebih dipertimbangkan yaitu membuka PPDB dan memulai tahun ajaran baru pada Juli 2020. Namun kedua opsi tersebut dengan syarat melihat kondisi terakhir pandemi Covid-19.

Jika pandemi sudah berakhir atau setidaknya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah dicabut, maka PPDB dan tahun jaran baru kembali dimulai di mana para siswa kembali ke sekolah. Namun opsi tersebut harus diterapkan berbeda di setiap daerah, sesuai dengan kondisi penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Perawat Gugur akibat COVID-19 saat Hamil, Arumi Bachsin: Jangan Biarkan Pengorbanan Mbak Ari Sia-sia

"Untuk zona hijau dan kuning itu bisa diterapkan dengan membatasi jumlah peserta didik yang diterima. Selain itu pembelajaran di sekolah juga menerapkan protokol kesehatan seperti penggunaan masker dan pembatasan jarak. Kapasitas kelas yang digunakan hanya setengah dari biasanya. Sementara untuk zona merah, jangan dulu dibuka," tutur Dede.

Sementara opsi lain adalah dengan tetap mempertahankan sistem daring baik untuk pembelajaran maupun PPDB. Hal itu dilakukan jika kondisi pandemi masih berisiko.

Baca Juga: Paus Fransiskus Umumkan Gereja-gereja Katolik di Vatikan Dibuka untuk Misa

Bantuan APD dan reagen

Dalam kesempatan tersebut, Dede juga sempat menyalurkan bantuan 1.000 set APD yang terdiri dari sepatu bot, hazmat, sarung tangan dan masker.

Bantuan tersebut disampaikan kepada RS Al Ihsan, RS Cicalengka di Kabupaten Bandung serta RS Cililin, RS Cikalong Wetan dan RS Lembang di Kabupaten Bandung Barat.

Selain APD, Dede juga menyalurkan bantuan 1.250 paket pereaksi kimia (reagen) untuk tes PCR kepada unit BSL-3 Laboratorium Sentral Universitas Padjadjaran.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat