kievskiy.org

1.500 Peserta UTBK Direlokasi, Sejumlah Persoalan Terkuak

Peserta dan panitia UTBK 2020 di 7 perguruan tinggi Jabar akan melaksanakan rapid test yang dipilih secara random oleh Gugus Tugas Covid-19.
Peserta dan panitia UTBK 2020 di 7 perguruan tinggi Jabar akan melaksanakan rapid test yang dipilih secara random oleh Gugus Tugas Covid-19. /Pikiran-Rakyat.com/Ade Bayu Indra

PIKIRAN RAKYAT - Kehadiran peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK SBMPTN) gelombang pertama mencapai 97,76% dari total peserta 558.107. Di gelombang pertama ini, ada peserta yang tidak bisa mengikutinya sehingga terpaksa harus direlokasi untuk mengikuti UTBK SBMPTN gelombang dua.

Kendala yang dialami peserta itu terkait dengan syarat protokol kesehatan Covid-19 yang tidak terpenuhi atau beberapa pusat UTBK tidak jadi menyelenggarakan tes UTBK.

Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi Mohammad Nasih mengatakan, pada gelombang pertama ini ada sekitar 1.500 peserta yang harus direlokasi ke UTBK gelombang kedua. Ada dua penyebab utama, yakni suhu tubuh peserta yang melebihi 37,5 derajat celcius dan hasil rapid test yang reaktif.

Baca Juga: Pembelajaran Tatap Muka Harus Utamakan Keselamatan Peserta Didik

"Tentu kami juga tidak mau ambil risiko untuk bisa menerima mereka untuk kemudian melaksanakan UTBK. Mereka akan kami kasih kesempatan pada pelaksanaan UTBK gelombang kedua," kata Nasih dalam konferensi pers melalui webinar, Rabu 15 Juli 2020.

Ia mengatakan, penyebab utama peserta yang harus direlokasi ke gelombang kedua adalah hasil rapid test yang reaktif. Nasih mencontohkan peserta yang tidak diizinkan ikut tes di Unair dimana sebanyak 98% alasannya adalah hasil rapid tes yang reaktif.

Selain itu, Pusat UTBK juga ada yang tidak jadi menyelenggarakan tes UTBK karena tidak diizinkan oleh Satgas Covid-19 setempat sehingga pelaksanaannya harus direlokasi ke gelombang yang kedua. Pusat UTBK yang tidak melaksanakan tes UTBK yaitu Undana, UNJ (lokasi UIN Jakarta, UM Jakarta) dan UNSRI (lokasi UIN Palembang).  

Baca Juga: Barcelona vs Osasuna: 2 Hal Disiapkan Tim Tamu untuk Jegal Barca

Selain itu, pelaksanaan tes di Pusat UTBK Unesa juga direlokasi ke gelombang kedua. Pasalnya, Pusat UTBK Unesa tidak siap menyelenggarakan UTBK pada tanggal yang telah ditentukan.

Menurut Nasih, peserta UTBK SBMPTN gelombang dua diestimasikan berada di kisaran 170 ribu orang dengan adanya peserta yang direlokasi. Awalnya, peserta gelombang kedua diperkirakan berada di angka 150 ribu peserta.

Nasih mengatakan, peserta yang direlokasi hendaknya benar-benar menyiapkan diri untuk mengikuti UTBK SBMPTN gelombang kedua. Pasalnya, pelaksanaannya pada tahun ini hanya ada dua gelombang.

Baca Juga: Temukan Bangkai dan Kotoran Tikus saat Lakukan Pemeriksaan, Pabrik Makanan di Malaysia Dipaksa Tutup

"Karena kami tidak punya tahap (gelombang) tiga, kami minta benar-benar menyiapkan diri sehingga tidak ada persoalan seperti suhu tubuh yang melebihi 37,5 derajat, maupun hasil rapid test yang masih reaktif. Karena sebagaimana ketentuan, yang boleh ujian hanya peserta yang sehat. Bagi yang tidak sehat, kami berikan kesempatan untuk menyehatkan diri," tuturnya.

Antusias

Nasih mengatakan, peserta UTBK pada tahun ini mengalami peningkatan yang luar biasa dari sisi jumlah bila dibandingkan tahun sebelumnya. Dari 558.107 peserta, yang dinyatakan ikut hadir adalah 93,01% atau sebanyak 519.070 peserta. Sementara pada tahun 2019, tingkat kehadiran peserta UTBK adalah 88,9%.

Menurut Nasih, tingkat kehadiran UTBK pada tahun ini menunjukkan minat yang cukup tinggi, meskipun situasinya tengah dalam pandemi virus corona.

Baca Juga: Gegerkan Warga, Bayi Ditemukan dengan Luka Gigitan Anjing dan Tangan Putus

"Padahal, ada restriksi di beberapa tempat. Ada yang tidak bisa masuk ke kota tertentu, seperti Surabaya. Tapi, minat peserta sungguh luar biasa," tuturnya.

Ia menyebutkan, Pusat UTBK yang kehadirannya paling tinggi adalah UPN Veteran Jakarta yang mencapai 97,76%. Dari 8.740 peserta, yang hadir adalah 8.544 peserta. Diikuti kemudian oleh tingkat kehadiran di Pusat UTBK UPI Purwakarta, lalu Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Tangerang, ISBI Bandung dan UI.

Nasih menyebutkan di IPB ada sedikit masalah dalam pelaksanaan UTBK. Masalah itu terkait adanya larangan masuk ke Kota Bogor. Tingkat kehadiran peserta di IPB adalah 69,93%.

Baca Juga: Real Madrid vs Villarreal: Saksikan 'Final' La Liga 2019-2020, Pernyataan Keras Suarez untuk Barca

Ia mengatakan, tingkat kehadiran peserta UTBK pada tahun ini sekaligus menunjukkan optimisme bagi para lulusan SLTA. Di tengah pandemi, katanya, proses memasuki perguruan tinggi tidak seseram sebagaimana yang ada di pasar atau di tempat lain.

"Kami di perguruan tinggi siap melakukan proses aktivitas pendidikan dengan sepenuhnya mengikuti protokol kesehatan. Termasuk di dalamanya menyesuaikan beberapa hal dengan ketentuan-ketentuan yang ada," katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat