kievskiy.org

Kementerian PPPA: Pencegahan Kekerasan di Sekolah Tak Melulu Lewat Slogan

Ilustrasi perundungan pada siswa sekolah.
Ilustrasi perundungan pada siswa sekolah. /Pixabay/Gerd Altmann Pixabay/Gerd Altmann

PIKIRAN RAKYAT - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mencatat maraknya kasus perundungan di sekolah sepanjang tahun 2022. Pelaku perundungan tidak hanya siswa, juga guru.

Pelaksana Tugas Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan Kementerian PPPA Anggin Nuzula Rahma menyebut, data KPAI periode 2011-2019 mencatat ada 574 anak laki-laki dan 425 anak perempuan yang menjadi korban perundungan di sekolah.

Sebanyak 440 anak laki-laki dan 326 anak perempuan merupakan pelaku perundungan di sekolah. Sepanjang tahun 2021 setidaknya ada 17 kasus perundungan yang terjadi di berbagai jenjang di satuan pendidikan.

Menurut Anggin, banyaknya kasus perundungan yang terjadi di satuan pendidikan, bukan hanya terjadi sesama siswa, tapi dapat juga terjadi pada para pendidik dan tenaga kependidikan.

Baca Juga: Ironis, Perundungan Terjadi di Sekolah dan Kampus, Tempat Dosen dan Guru Harusnya jadi Teladan

“Tidak sedikit guru yang melakukan kekerasan dengan tujuan pendisiplinan. Ada oknum guru berdalih mendisiplinkan anak-anak yang menggunakan cara-cara kekerasan termasuk melakukan perundungan,” ujar Anggin dalam keterangan pers, Senin 5 Januari 2023.

Anggin mengatakan, perundungan dapat menyebabkan trauma baik fisik maupun psikologis yang punya dampak buruk yang besar bagi anak. Di samping itu, hadirnya media sosial dan internet yang dekat dengan anak ternyata menjadi ruang baru bagi tumbuhnya cyberbullying atau perundungan di ranah digital.

“Cyberbullying juga marak saat ini. Oleh karena itu, pencegahan kekerasan melalui satuan pendidikan bukan hanya dilakukan melalui slogan-slogan yang ada, tapi harus dilakukan secara menyeluruh melalui proses peneladanan dalam kegiatan sehari-hari,” kata Anggin.

Ia menambahkan, Kementerian PPPA memandang kasus perundungan di Indonesia sangat memprihatinkan dan perlu upaya yang holistik dan integratif dalam pencegahannya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat