kievskiy.org

Kritisi Pembagian Kuota Gratis, Pj Sekda Kabupaten Bandung Sampaikan Sejumlah Persoalan yang Timbul

Iustrasi pendidikan.
Iustrasi pendidikan. /Dok. Pikiran-rakyat.com

PIKIRAN RAKYAT - Pembagian kuota gratis yang dilakukan Kemendikbud harus dievaluasi lagi karena karakteristik tiap daerah dan sekolah berbeda-beda.

Program ini bisa menjadi mubazir sebab banyak daerah yang masih blank spot termasuk operator seluler yang jangkauannya juga terbatas.

"Program pembagian kuota internet ini memang bagus dan disambut gembira, tapi kenyataan di lapangan berbeda," kata Penjabat Sekda Kabupaten Bandung, A. Tisna Umaran di sela-sela workshop pendidikan "Efektivitas Pembelajaran Saring di Masa Pandemi Covid-19" di Hotel Sutan Raja, Soreang, Minggu, 13 September 2020.

Baca Juga: Tuai Pro Kontra, Anies Tegaskan PSBB Jakarta Bukan Pelarangan, tapi 'Pengetatan'

Lebih jauh Tisna mengatakan, ada beberapa kecamatan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang wilayahnya blank spot atau tidak ada sinyal telepon seluler.

"Belum lagi banyak siswa yang tak memiliki telefon seluler meski daerahnya ada  sinyal. Padahal siswa-siswa tersebut membutuhkan bantuan kuota gratis karena kondisi ekonominya," ujarnya.

Persoalan lagi, kata Tisna, berkaitan dengan operator seluler yang digandeng Kemendikbud juga twrbaga jangkauannya.

Baca Juga: Cetak Gol Indah Saat Persib Gelar Latih Tanding, Saiful Akui Semakin Semangat dan Termotivasi

"Tiap operator seluler kan punya jangkauan sinyal masing-masing. Ada daerah yang masuk jangkauan operator seluler A, tapi operator B tidak bisa menjangkaunya," katanya.

Tisna berharap agar pembelajaran daring disesuaikan dengan kondisi daerah dan sekolah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat