kievskiy.org

Mengenal Friedrich Engels, Filsafat Kerja, dan Marxisme

Potret patung Friedrich Engels dan Karl Marx.
Potret patung Friedrich Engels dan Karl Marx. /Pixabay/jensjunge

PIKIRAN RAKYAT - Pemikiran dan filsafat Marxisme tidak hanya dicetuskan oleh filusuf Jerman Karl Marx. Nama Friedrich Engels juga menjadi salah satu sosok maha penting dalam pembentukan pemikiran Karl Marx. Friedrich Engels adalah seorang filsuf, teoritisi politik, sejarawan, jurnalis, dan sosialis revolusioner asal Jerman. Dia juga seorang pengusaha dan sahabat serta rekan terdekat Karl Marx.

Keduanya bertemu pada tahun 1844, dan bersama-sama menulis sejumlah karya, termasuk The Holy Family (1844), The German Ideology (ditulis 1846), dan The Communist Manifesto (1848), serta bekerja sebagai pengorganisir politik dan aktivis di Liga Komunis dan Internasional Pertama. Engels juga membantu secara finansial Marx, memungkinkannya untuk melanjutkan tulisannya setelah pindah ke London pada tahun 1849. Setelah kematian Marx pada tahun 1883, Engels menyusun Volume II dan III dari Das Kapital (1885 dan 1894), membantu mendirikan Internasional Kedua, dan menjadi otoritas utama tentang Marxisme.

Keluarga Engels kaya dan memiliki pabrik-pabrik tekstil kapas besar di Prusia dan Inggris. Engels juga menulis berbagai karya sendiri, termasuk The Condition of the Working Class in England (1845), Anti-Dühring (1878), Dialectics of Nature (1878–1882), The Origin of the Family, Private Property and the State (1884), dan Ludwig Feuerbach and the End of Classical German Philosophy (1886).

Tulisan filsafatnya tentang materialisme, idealisme, dan dialektika menyediakan Marxisme dengan fondasi ontologis dan metafisik.

Filsafat Kerja, Filsafat Produksi, dan Marxisme

 Ilustrasi buruh.
Ilustrasi buruh. /ANTARA/Hafidz Mubarak

Salah satu pemikiran Friederich Engels dapat dibaca dalam salah satu karya magnum opusnya yang ditulis bersama Karl Marx. Karya tersebut berjudul A Critique of the German Ideology dimana Engels dan Marx mengkritik jumudnya filsafat Jerman kala itu yang berkutat dengan urusan metafisika, epistemologi, dan ontology.

Padahal menurut Engels dan Marx, filsafat harus mampu menghasilkan kehidupan yang lebih baik bagi umat manusia. Filsafat harus mampu dipraktikan dalam kehidupan nyata untuk menghasilkan kesejahteraan. Artinya, filsafat tidak boleh hanya jadi pemikiran belaka tetapi juga harus menjadi praktik. Hal tersebut menginspirasi tumbuhnya aktivisme dan pergerakan berbasis ideologi dan filsafat.

Menurut Marx dan Engels, manusia membedakan diri mereka dari hewan segera setelah mereka mulai memproduksi alat-alat hidup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, yakni setiap apa yang seseorang lakukan sesuai dengan produksi mereka baik dalam cara maupun apa yang mereka hasilkan. Sifat individu bergantung pada kondisi materi yang menentukan produksi mereka.

Hal ini menjadi revolusioner dimana kala itu, manusia dianggap sebagai satu-satunya pihak yang mempengaruhi alam semesta dan tidak akan pernah berubah karena memiliki rasio yang independen. Padahal, dalam pemikiran Engels terjadi dialektika dimana manusia dan rasionya turut berubah ketika mengolah alam melalui kerja dan produksi, begitu juga alam berubah seturut kerja dan produksi manusia.

Ide-Ide Pembagian Kerja

Ilustrasi buruh anak
Ilustrasi buruh anak

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat