kievskiy.org

Parlemen Inggris: Amazon dan Apple Tidak Berperan dalam Menangani Limbah Elektronik

Kolase logo Apple dan Amazon
Kolase logo Apple dan Amazon /Unsplas/medhat-dawoud/christian-wiedige


PIKIRAN RAKYAT - Anggota parlemen Inggris menyatakan raksasa teknologi seperti Amazon dan Apple harus bertanggung jawab untuk membantu mengumpulkan, mendaur ulang, dan memperbaiki produk 155.000 ton limbah elektronik yang dibuang setiap tahun di negaranya.

Dikutip Pikiran-rakyat,com dari The Guardian, Kamis, 26 November 2020, investigasi oleh komite audit lingkungan menemukan Inggris tertinggal dari negara lain dan gagal menciptakan ekonomi sirkular dalam limbah elektronik.

Inggris menciptakan tingkat limbah elektronik tertinggi kedua di dunia, setelah Norwegia. Tetapi anggota parlemen mengatakan Inggris tidak mengumpulkan dan mengolah banyak limbah ini dengan benar.

Baca Juga: Bisa Cemari Air dan Makanan, Berikut Alasan Limbah Elektronik Berbahaya bagi Manusia

“Banyak yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA), dibakar atau dibuang ke luar negeri. Berdasarkan undang-undang saat ini, produsen dan pengecer elektronik bertanggung jawab atas limbah ini, namun mereka jelas tidak memenuhi tanggung jawab itu,” tulis anggota parlemen Inggris.

Diperkirakan sekitar 40 persen limbah elektronik Inggris dikirim ke luar negeri. Menurut anggota parlemen, hal ini sering dilakukan secara ilegal.

Berdasarkan laporan parlemen Inggris yang diterbitkan pada Kamis, 26 November 2020, besarnya limbah elektronik membuang sumber daya berharga yang penting di masa depan.

Baca Juga: Ditekan Dunia Soal Kebakaran Hutan Amazon, Presiden Brasil Jair Bolsonaro: Enggak Ada yang Terbakar

Secara global, komputer, smartphone, tablet, dan limbah elektronik lainnya yang dibuang memiliki nilai potensial 62,5 miliar dolar AS setiap tahun dari logam mulia yang dikandungnya , seperti emas, perak, tembaga, platinum, dan bahan mentah penting lainnya seperti tungsten dan indium.

Anggota parlemen menuduh pengecer online seperti Amazon dan eBay melakukan freeriding karena mereka tidak dianggap sebagai pengecer atau produsen.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat