PIKIRAN RAKYAT - Twitter akan mengambil sikapnya untuk menentang penyebaran teori konspirasi yang menghubungkan-hubungkan jaringan 5G dengan virus corona.
Dalam pengumumannya pada Rabu, 23 April 2020, Twitter akan menghapus 'klaim tidak terverifikasi' yang dapat menyebabkan kerusakan atau kehancuran infrastruktur 5G.
“Kami telah memperluas panduan kami tentang klaim yang tidak diverifikasi yang menghasut orang untuk terlibat dalam aktivitas berbahaya, dapat menyebabkan kehancuran atau kerusakan infrastruktur 5G yang kritis, atau dapat menyebabkan kepanikan, kerusuhan sosial, atau gangguan skala besar yang meluas,” tulis Twitter sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Digital Trends.
Baca Juga: Dimakamkan Sesuai Protap, 3 Jenazah Dinyatakan Negatif Covid-19
Teori konspirasi tak berdasar yang menghubungkan-hubungkan jaringan 5G dengan penyebaran wabah COVID-19 pertama kali muncul pada bulan Maret lalu.
Teori konspirasi itu menyebut bahwa jaringan 5G bisa menyebabkan radiasi dan mempercepat orang-orang terpapar virus.
Faktanya, tidak ada bukti hubungan gelombang radio 5G dengan penyebaran virus corona. Selain itu, tidak ada bukti pula teknologi 5G memiliki efek buruk bagi kesehatan manusia.
Baca Juga: PSBB Parsial di Bandung, Dadang Nasser: Bukan Berarti Wilayah Lain Tak Dipantau
Since introducing our updated policies on March 18, we’ve removed over 2,230 Tweets containing misleading and potentially harmful content. Our automated systems have challenged more than 3.4 million accounts targeting manipulative discussions around COVID-19.— Twitter Safety (@TwitterSafety) April 22, 2020
Baca Juga: Ashanty Menangis saat Bujuk Pengasuh Arsy Lakukan Operasi Tumor Rahim
Hoaks konspirasi 5G itu telah menyebabkan orang-orang membakar menara jaringan 5G di Inggris. Selain itu, beberapa petugas jaringan juga mendapat pelecehan verbal dan fisik dari orang-orang yang menentang jaringan 5G.