PIKIRAN RAKYAT - Facebook akhirnya bergerak dengan mengambil tindakan hukum terhadap dua pengembang terpisah karena tidak mematuhi audit dan menjual layanan likes dan followers palsu yang masing-masing meningkatkan statistik keterlibatan pengguna Instagram.
Di Amerika Serikat, Facebook menuntut Nikolay Holper seorang pembuat layanan bernama Nakruta.
Dikutip Pikiran-rakyat.com dari PC Mag, Facebook mengatakan Nakruta menggunakan jaringan bot dan software otomatisasi untuk mendistribusikan likes, komentar dan followers palsu di Instagram serta menjualnya kepada pengguna.
Baca Juga: Waspada Penipuan BLT Rp600.000! BCA Minta Masyarakat Tak Asal Beri Data Kartu Kredit
Holper sebelumnya telah diperingatkan Facebook karena melanggar persyaratannya.
Facebook membagikan contoh spesifik tentang apa yang ditawarkan layanan Holper yaitu dengan menunjukkan pengguna baru dapat menerima 10.000 likes hanya dalam beberapa menit, setelah memposting foto kambing ke akun Instagram tanpa pengikut.
“Meskipun akun ini tidak memiliki pengikut dan foto tidak memiliki komentar, foto-foto tersebut menerima antara 3.000 hingga 10.000 likes dalam beberapa menit,” kata Facebook, seperti dikutip Pikiran-rakyat.com dari The Independent.
Baca Juga: Belum Genap Dua Bulan Lahir, Bayi Vannesa Angel 'Dampingi' Ibunda Sidang Narkoba di Pengadilan
Facebook kemudian meminta ganti rugi karena pelanggaran merek dagang sebesar 100.000 dolar AS atau Rp1,4 miliar per domain yang melanggar.