kievskiy.org

Sekjen PBB Peringatkan Bahaya Kendali Senjata Nuklir oleh AI: Kemanusiaan Ada di Ujung Tanduk

Ilustrasi senjata nuklir.
Ilustrasi senjata nuklir. /Reuters/Grigory Dukor

PIKIRAN RAKYAT - Ketua Perserikatan Bangsa-Bangsa memohon kepada para pemimpin dunia untuk tidak menggunakan kecerdasan buatan untuk mengendalikan persenjataan nuklir mereka, demi kebaikan mereka.

Dalam rekaman pidato yang diputar pada pertemuan tahunan Asosiasi Pengendalian Senjata AS di Washington minggu lalu, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyampaikan permohonan yang berapi-api tidak hanya untuk perlucutan senjata nuklir.

Namun juga janji yang mengikat untuk tidak menggunakan AI untuk mengendalikan persenjataan.

Baca Juga: EURO Fantasy 2024: Harga Pemain Top Eropa dan Fitur Utama serta Free Chip 100 Juta Euro

"Kemanusiaan berada di ujung tanduk, risiko penggunaan senjata nuklir telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sejak Perang Dingin," kata Guterres memperingatkan, dikutip dari Futurism pada Rabu, 12 Juni 2024.

"Negara-negara sedang terlibat dalam perlombaan senjata kualitatif. Teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) melipatgandakan bahayanya," ucapnya.

"Pemerasan nuklir telah muncul kembali," katanya lebih lanjut, seraya menyinggung beberapa ancaman bencana nuklir yang secara sembrono.

Sebagaimana dicatat The Guardian, pernyataan sekretaris jenderal tersebut dikeluarkan 600 hari sebelum berakhirnya perjanjian New Start tahun 2010, perjanjian senjata final antara Rusia dan Amerika Serikat yang membatasi dan mengurangi kemampuan senjata strategis masing-masing negara.

Dalam kurun waktu lebih dari 14 tahun sejak perjanjian ini ditandatangani, Rusia telah berulang kali mengancam akan melakukan perang nuklir dan menolak inspeksi yang diwajibkan oleh perjanjian tersebut – dan dengan berakhirnya perjanjian tersebut dalam waktu kurang dari dua tahun, ancaman-ancaman tersebut menjadi semakin meresahkan.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat