kievskiy.org

Menjaga Nyala Bandung Lautan Api di Tengah Disrupsi dan Pandemi Covid-19

Napak tilas memeringati Bandung Lautan Api diikuti peserta yang menyusuri empat lokasi penting dalam sejarah, pada Minggu, 24 Maret 2019. Rangkaian kegiatan Hari Bandung Lautan Api setiap tahunnya rutin diselenggarakan pengelola Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat bersama komunitas kesejarahan dan para pelajar.*/RETNO HERIYANTO/PR
Napak tilas memeringati Bandung Lautan Api diikuti peserta yang menyusuri empat lokasi penting dalam sejarah, pada Minggu, 24 Maret 2019. Rangkaian kegiatan Hari Bandung Lautan Api setiap tahunnya rutin diselenggarakan pengelola Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat bersama komunitas kesejarahan dan para pelajar.*/RETNO HERIYANTO/PR /Pikiran Rakyat/Retno Heriyanto

PIKIRAN RAKYAT - Guru Besar bidang Ilmu Sejarah pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Prof. Reiza D. Dienaputra menyebutkan, meski Indonesia sudah lama merdeka, nyala Bandung Lautan Api tetap relevan hingga kini. Terlebih, di tengah era revolusi industri 4.0 serta disrupsi informasi dan pandemi seperti yang saat ini terjadi.

Semangat utama yang harus diteladani dari Bandung Lautan Api adalah solidaritas sosial yang sangat kuat. Pada masa itu, solidaritas itu tidak hanya terjadi antarsesama rakyat, namun juga antara rakyat dan TNI (saat itu Tentara Rakyat Indonesia/TRI).

"Kepedulian sosial itu tidak hanya dalam konteks sesama, namun juga antarelemen," ujar Reiza, ketika dihubungi "PR", Rabu 24 Maret 2021.

Dalam konteks situasi pandemi Covid-19, pengejawantahannya bisa diterjemahkan bahwa masyarakat harus peduli dengan situasi sekitar. Jika dulu perang melawan sekutu dan NICA, maka sekarang perang melawan Covid-19.

Baca Juga: Teringat Mobil Merah di Pembunuhan Roy, Andin Desak Elsa Serahkan Diri ke Polisi? Ikatan Cinta 25 Maret 2021

Baca Juga: Tak Ada Kenaikan Tunjangan Kinerja bagi PNS 2021, Tjahjo Kumolo Ungkap Penyebabnya

"Artinya dalam melaksanakan protokol kesehatan, kita semua harus menjalankan aturan secara bersama-sama, dan menyadari bahwa itu tidak hanya menyelamatkan diri kita sendiri, melainkan menyelamatkan orang lain," tutur Reiza.

Dalam peristiwa Bandung Lautan Api, setelah keputusan pembumihangusan disepakati, AH Nasution menginstruksikan agar rakyat segera meninggalkan Bandung. Saat itu, rakyat Bandung mengungsi dalam rombongan besar ke berbagai daerah seperti Soreang, Dayeuh Kolot, Cicalengka, dan Pangalengan.

Rakyat rela mengungsi meninggalkan harta benda, hanya membawa barang seadanya. Rakyat mundur dan Bandung siap dikosongkan. Pengosongan ini disertai dengan pembakaran kota.

Baca Juga: Ada Panen Raya, Harga Cabai Diprediksi Turun Saat Ramadhan

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat