kievskiy.org

Kota Bandung Sudah Tak Cocok Tangani Sampah dengan Pendekatan Kumpul, Angkut dan Buang

KETUA KSM Ohdarling, Agus Sunarya memperlihatkan pengolahan sampah terpadu di Perkampungan Cibunut Rt 05 RW 07, Kelurahan Kebon Pisang, Kecamatan Sumur Bandung, Sabtu (22/2/2020). Sebagai upaya meningkatkan kualitas lingkungan yang baik, setiap Kelurahan maupun Kecamatan mampu menerapkan cara  pengolahan sampah seperti di tempat tersebut.*
KETUA KSM Ohdarling, Agus Sunarya memperlihatkan pengolahan sampah terpadu di Perkampungan Cibunut Rt 05 RW 07, Kelurahan Kebon Pisang, Kecamatan Sumur Bandung, Sabtu (22/2/2020). Sebagai upaya meningkatkan kualitas lingkungan yang baik, setiap Kelurahan maupun Kecamatan mampu menerapkan cara pengolahan sampah seperti di tempat tersebut.* /ARMIN ABDUL JABBAR/"PR"

PIKIRAN RAKYAT - Penanganan sampah dengan pendekatan kumpul, angkut, buang sudah tak laik lagi, terutama untuk Kota Bandung. Pendekatan penanganan sampah itu menimbulkan penumpukan beban persoalan di tahap akhir penanganan sampah, yakni tempat pembuangan akhir.

Dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2020, jajaran Pemerintah Kota Bandung kembali mengampanyekan kepada masyarakat agar menerapkan langkah pengelolaan sampah semenjak dari rumah masing-masing. Jajaran Pemkot Bandung meyakini, masyarakat dapat menjalankan langkah pengelolaan sampah tersebut dengan menerapkan prinsip gerakan kurangi, pisahkan, manfaatkan (Kang Pisman).

Pemkot Bandung mengadakan sesi puncak peringatan HPSN 2020 di Pendopo, Jalan Dalemkaum, Jumat 21 Februari 2020. Dalam kegiatan, Pemkot Bandung turut meresmikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Pendopo yang memiliki sejumlah fasilitas, di antaranya, ruang budidaya maggot, pencacahan sampah organik, instalasi pengomposan dengan ragam metode -drum, open windrow, bata terawang, lodong sesa dapur-, ruangan daur ulang anorganik, ruangan pamer beserta edukasi. Wali Kota Bandung Oded M Danial menyebut TPST tersebut dengan nama Pojok Kang Pisman Pendopo.

Baca Juga: Google Beri Penjelasan Terkait Pemblokiran Huawei oleh Pemerintah AS

Oded menutukan, seluruh sampah, terutama yang organik diolah di TPST.

"Sampah dapur, daun gugur, hingga yang anorganik tak dibuang ke TPS. Pojok Kang Pisman Pendopo menyelesaikan persoalan sampah semenjak dari sumbernya. Masyarakat bisa mereplikasi Pojong Kang Pisman Pendopo di lingkungan masing-masing," ucap Oded pada sela-sela kegiatan, Jumat 21 Februari 2020.

Terkadang, ucap Oded, personel Pojok Kang Pisman perlu mencari sampah organik (sisa makanan) untuk pakan maggot ke rumah makan yang berada di sekitar Pendopo. Sebagai makhluk hidup, maggot memerlukan makanan secara kontinu. Sementara itu, sampah organik dari aktivitas di Pendopo menjadi sedikit setelah diolah dengan berbagai metode.

Baca Juga: Sunset Pantai Barat Pangandaran Jadi Magnet yang Kerap Berhasil Memikat Wisatawan

Sebelum Pojok Kang Pisman, Oded memgembangkan urban farming, termasuk pemeliharaan hewan ternak, dan ikan di Pendopo. Perpaduan Pojok Kang Pisman dengan urban farming menghadirkan banyak manfaat, terutama dalam hal pengolahan sampah, dan kemandirian pangan.

Oded mengimbau masyarakat turut menerapkan perpaduan pengolahan sampah dengan urban farming. Pihaknya menyambut gembira seumpama ada warga yang berkunjung ke Pendopo guna mempelajari teknis pengolahan sampah, maupun urban farming.

"Sudah banyak ketua RW yang belajar. Bagi kalangan masyarakat lain yang ingin belajar silakan berkunjung ke Pendopo. Setiap hari, ada petugas yang siap melayani keperluan masyarakat untuk mempelajari pengolahan sampah beserta urban farming," tutur Oded.

Baca Juga: Tragedi Hanyutnya Ratusan Siswa SMPN 1 Turi Ternyata Tak Diketahui Kepala Sekolah

Saat ini, ucap Oded, sudah banyak metode pengolahan sampah yang praktis, dapat diaplikasikan di rumah masing-masing. Beberapa di antaranya, Takakura, bata terawang, serta pipa kompos yang dimodifikasi menjadi lodong sesa dapur (Loseda).

Oded memaparkan, sudah ada sekitar 147 RW di Kota Bandung menjalankan prinsip gerakan Kang Pisman. Volume pengangkutan sampah dari sejumlah RW tersebut ke TPS mulai berkurang. Oded berharap, RW lain turut menerapkan semangat pengolahan sampah tersebut agar volume sampah kian berkurang.

Oded kembali mengingatkan, peristiwa penumpukan Sampah di sejumlah titik di Kota Bandung pada 2005 tak terulang.

Baca Juga: AS Berang dengan Inggris, Gedung Putih Ajak Huawei Bertemu Terkait Teknologi 5G

"Ada istilah atas peristiwa tersebut, Bandung Lautan Sampah. Jangan sampai terulang. Mari bersama-sama mengolah sampah sejak dari sumbernya," ujar Oded.

Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Sofyan Hernadi mengajak masyarakat agar menjadikan peristiwa masa lalu sebagai pembelajaran, Melalui puncak peringatan HPSN 2020, Pemkot Bandung menunjukkan kepada masyarakat ihwal transformasi penanganan sampah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat