kievskiy.org

Sejarah Masjid Raya Bandung: Rancangan Soekarno yang Rusak hingga Menara Kembar

Masjid Raya Bandung.
Masjid Raya Bandung. /Portal Bandung Timur/heriyanto

PIKIRAN RAKYAT – Bandung merupakan ibu kota dari provinsi Jawa Barat dengan beragam tempat wisata yang menyajikan suasana yang homie dan sejuk.  

Salah satu tempat yang kerap dijadikan tujuan tempat wisata adalah Masjid Raya Bandung, yang berlokasi di tengah-tengah kota Bandung.

Masjid Raya Bandung pertama kali dibangun pada tahun 1810 dan kini masjid ini menyandang status sebagai masjid provinsi bagi Jawa Barat. Sejak pertama kali dibangun, masjid ini sudah mengalami beberapa kali perombakan, hingga pada Juni 2003 masjid ini diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat saat itu yakni H.R. Nuriana.

Masjid ini pertama kali dibangun bersamaan dengan dipindahkannya pusat kota Bandung dari Krapyak. Bangunan awal masjid ini berbentuk bangunan tradisional sederhana, dengan tiang kayu, dinding anyaman bambu, atap berbahan rumbia, dan dilengkapi kolam besar sebagai pengambilan air wudhu.

Air yang berada pada kolam tersebut, dulunya juga menjadi sumber air untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di sekitar area tersebut.

Baca Juga: Kenali Apa Itu Kanker Pankreas: Gejala, Penyebab hingga Cara Pengobatannya

Perombakan demi perombakan untuk memperbaiki dan mempertahankan masjid ini menjadikan masjid ini sempat diabadikan dalam sebuah lukisan oleh pelukis asal Inggris bernama W Spreat pada tahun 1852.

Dalam lukisan tersebut tegambar ada atap limas besar bersusun tiga tinggi menjulang dan masyarakat menyebutnya dengan sebutan ‘Bale Nyungcung’. Hingga akhirnya masjid tersebut mengalami perbaikan kembali dengan menambahkan pondasi dan pagar yang tembok yang mengelilingi sekitar masjid.

Dalam perbaikan tersebut dibangunlah dua buah Menara pada kanan dan kiri bangunan dengan puncak Menara yang berbentuk persis seperti atap masjid, dengan tujuan tidak menghapuskan kekhasan masjid ini dengan atap berbentuk Nyungcung.

Pada 1955, menjelang konferensi Asia Afrika, masjid ini dirombak kembali secara besar-besaran yang dirancang oleh Presiden RI pertama, Soekarno. Dengan perombakan bagian atap yang awalnya berbentuk ‘Nyungcung’ berubah menjadi kubah besar persegi Panjang bergaya timur tengah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat