kievskiy.org

Manfaatkan Sinar UV-C, Perempuan Asal Bandung Kembangkan Alat Sterilisasi

UV-C (Cahaya ultraviolet dengan panjang gelombang antara 200 - 280 nanometer) dalam membunuh bakteri, virus, hingga jamur yang menempel di lingkungan manusia.
UV-C (Cahaya ultraviolet dengan panjang gelombang antara 200 - 280 nanometer) dalam membunuh bakteri, virus, hingga jamur yang menempel di lingkungan manusia. /Dok. Angelia

PIKIRAN RAKYAT - Pandemi Covid-19 ternyata mendorong kreativitas seseorang. Seperti halnya Angelia Lukman, 37 tahun, yang belum lama mengembangkan produk sterilisasi untuk membunuh berbagai macam bakteri dalam barang sehari-hari.

Diakui dia, ketika virus corona mewabah di Indonesia pada awal tahun 2020, Angelia seperti masyarakat lainnya merasa khawatir menjadi salah satu orang yang terjangkit oleh penyakit tersebut.

Wanita yang bekerja di dunia fotografi ini selalu merasa cemas dan khawatir berlebih, salah satunya ketika harus mengonsumsi makanan yang dikirim oleh ojek online.

Baca Juga: Polemik di Keraton Kasepuhan Cirebon Terus Berlanjut, Raden Heru: Tidak Ada Niat Jadi Sultan   

Dalam masa-masa itu, Angelia mengaku menyaksikan sebuah tayangan televisi yang menjelaskan tentang manfaat sinar UV-C (Cahaya ultraviolet dengan panjang gelombang antara 200 - 280 nanometer) dalam membunuh bakteri, virus, hingga jamur yang menempel di lingkungan manusia.

"Dari sanalah saya merasa perlu menciptakan barang rumah tangga yang memiliki instrumen UV-C agar kesehariannya terhindar dari ancaman virus corona," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 20 Agustus 2020.

Singkat cerita, ia bersama tiga rekannya melahirkan sebuah produk bernama Ujin UVC Sterilizer.

Baca Juga: Peringati Hari Orangutan Sedunia 2020, Peneliti: Saatnya Menyudahi Krisis akibat Fragmentasi Habitat

"Ujin sebenarnya sebuah akronim, yang artinya Ungkapkan Jiwa Indonesia. Kita berharap karya anak Indonesia yang bisa menyumbang sesuatu untuk negara ini,” tutur dia.

Tidak tanggung-tanggung, ia dan timnya yang sama-sama berasal dari Kota Bandung menciptakan produk tersebut hanya dalam waktu dua pekan saja.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat