kievskiy.org

Warga Terdampak Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Merasa Tak Diperhatikan Pemerintah

Pengendara melintasi jalan yang rusak dan tertutup aspal sebagian di Kampung Sirnasari, Desa Puteran, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (27/6/2023). Warga berhak mengajukan gugatan hukum jika menjadi korban proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Pengendara melintasi jalan yang rusak dan tertutup aspal sebagian di Kampung Sirnasari, Desa Puteran, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (27/6/2023). Warga berhak mengajukan gugatan hukum jika menjadi korban proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Uji coba praoperasi kereta cepat Jakarta-Bandung yang rencananya digelar pada 18 Agustus 2023, diundur menjadi September 2023. Alasannya, memastikan aspek keamanan dan kenyamanan para penggunanya serta akses stasiun. Namun, persoalan warga yang terdampak proyek tersebut justru tak kunjung diselesaikan.

Sejumlah warga yang terdampak proyek menilai pemerintah lebih memperhatikan pengguna kereta cepat alih-alih warga yang terdampak proyek. Padahal, pengerjaan proyek ditengarai berdampak pada lingkungan tempat tinggal warga, salah satunya kerusakan jalan penghubung Desa Tenjolaut-Puteran di Kecamatan Cikalongwetan karena dilintasi kendaraan-kendaraan berat.

Selepas proyek rampung di lokasi itu, perbaikan jalan justru tak dilakukan. Kerusakan perlintasan tersebut juga membuat warga mengalami kecelakaan kendaraan di sana. "Kedah diperhatoskeun (Harusnya kerusakan jalan itu harus diperhatikan)," kata Nanang (64), warga Kampung Puteran, Desa Tenjolaut, 9 Agustus 2023. Nanang juga mempertanyakan tanggung jawab pihak proyek atas kerusakan akses tersebut.

"‎Nu reksakna seueur nu didangdongsan sakedik (Yang rusaknya banyak, yang diperbaiki sedikit)," ucap Nanang. Perbaikan yang dilakukan hanya mengecor sebagian kecil badan jalan dari Cileunca hingga sekitar jembatan di atas tol Cipularang. Ia mengungkapkan, jalur tersebut sebelumnya telah diaspal hotmix. Namun, lalu lalang kendaraan-kendaraan proyek kereta cepat dengan bobot jumbo merusak akses itu.

Baca Juga: Dishub Bandung Barat Larang Pemasangan Stiker di Kaca Angkot karena Bisa Picu Kriminalitas

Akibatnya, warga yang melintas terkena imbas kala. "Kosong ge teu raoseun (Jalan kosong juga jadi tidak nyaman saat dilewati)," ujarnya. Jalan tersebut juga menjadi rawan kecelakaan. Hal senada dikemukakan Amat (54), warga Kampung Cigatrot, Desa Tenjolaut. Ia berharap, perbaikan jalan segera dilakukan.

Pengalaman jatuh dari motor akibat jalan rusak pernah pula dialami Astri Fadilah (17), warga Kampung Sirnasari, Desa Puteran. Astri sempat jatuh dari motor kala dijemput dan dibonceng ayahnya sepulang dari sekolah sekitar dua tahun lalu. Saat pulang, mereka melalui jalan yang menurun. Motor pun melaju agak ke pinggir guna menghindari kerusakan di bagian tengah jalan. Namun, mereka justru berpapasan dengan kendaraan lain yang ingi menggunakan jalur yang sama. Rem yang tak pakem dan kondisi rusaknya jalan membuat Astri dan ayahnya terjatuh ke arah kiri.

Sang ayah akhirnya terluka di bagian wajah. "Kebuka kulitna teh (Kulit wajahnya terbuka)," ucap Astri saat ditemui di tepi jalan dekat lokasi kecelakaan. Sementara itu, Astri mengalami luka di lutut kirinya. Bagian jalan lokasi kecelakaan tersebut memang telah berlapis coran beton saat ini. Namun lagi-lagi pengecoran hanya dilakukan di sebagian kecil, bukan keseluruhan jalan penghubung tersebut.

Tak ayal, kisah kecelakaan lain akibat jalan rusak juga muncul dari warga lain, seperti dialami Siti Lomrah (34). Warga Cigatrot tersebut kakinya pincang setelah terjatuh dari motornya karena kerusakan jalan penghubung dua desa itu pada Senin, 19 Juni 2023.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat