kievskiy.org

Bergembira di Tengah Kepulan Asap TPA Sarimukti, Sejumlah Anak Ikuti Trauma Healing

Sejumlah anak memperlihatkan hasil lukisannya kala mengikuti trauma healing di permukiman pemulung di Ciherang, dekat TPA Sarimukti, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Senin, 4 September 2023.
Sejumlah anak memperlihatkan hasil lukisannya kala mengikuti trauma healing di permukiman pemulung di Ciherang, dekat TPA Sarimukti, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Senin, 4 September 2023. /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Bocah-bocah tersebut berebut memperlihatkan hasil lukisannya pada selembar kertas. Berbagai gambar karya mereka pun bermunculan di hadapan mata. Suasana terasa ceria kendati asap kebakaran TPA Sarimukti masih mengepul di dekat tempat tinggal mereka. Ya, mereka adalah anak-anak para pemulung, pengepul yang bekerja memungut sampah barang-barang bekas di TPA tersebut.

Tak cuma bekerja, para pemulung juga mendirikan saung/gubuk di Ciherang, kawasan hutan yang mepet dengan area TPA Sarimukti. Mereka bermukim dengan membawa serta anak-anaknya. Tak heran, kebakaran hingga asap juga terekam dan dirasakan anak-anak itu. Wildan, bocah 10 tahun, memperlihatkan hasil karyanya.

Ia melukis mobil polisi, masjid, dan rumah. Sejumlah anak lain tak ketinggalan memperlihatkan gambar mereka. Ada yang melukis truk pengangkut sampah, ada juga menggambar rumah dengan berbagai model dan warna. Kegiatan tersebut berlangsung di sebuah balai terbuka beratap terpal di Ciherang, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Senin, 4 September 2023. Kegiatan tersebut digagas Yayasan Rumah Asuh Indonesia dengan berkolaborasi bersama Jabar Bergerak KBB dan Karang Taruna Cipatat.

Baca Juga: TPA Sarimukti Ditutup, Reaktivasi TPA Pasir Buluh di Lembang Dibatalkan

"Intinya memberikan hiburan kepada mereka," kata Direktur Yayasan Rumah Asuh Indonesia Asep Nugraha (28) di lokasi kegiatan. Dengan permainan-permainan ringan yang diberikan relawan, anak-anak di permukiman pemulung tersebut bisa bergembira di tengah persoalan kebakaran TPA yang menjadikan orangtua mereka sulit bekerja. Gambar karya anak-anak tersebut juga mencerminkan situasi yang dihadapi mereka.

"Ada gambar mobil truk sampah karena (mereka) kangen truk," ujar Asep. Setelah TPA ditutup, truk-truk itu memang sudah tak bisa mengangkut dan membuang sampah ke Sarimukti. Rasa kangen itu muncul lantaran mereka memperoleh rezeki dari kehadiran truk-truk tersebut. Kegiatan itu juga menyemangati mereka. "Jangan sampai putus asa, harus sabar," tuturnya menjelaskan isi pesan disampaikan kepada anak-anak pemulung tersebut.

Hal yang paling terasa dari penutupan TPA adalah hilangnya penghasilan bagi keluarga pemulung. Tak cuma trauma healing, bantuan makanan bergizi juga diberikan para relawan itu.

Baca Juga: Riwayat Gedig, Kawasan Hutan nan Sejuk yang Berganti TPA Sarimukti Bandung Barat

Sementara itu, Irfansyah (35), Ketua Bidang Sosial Karang Taruna Cipatat mengatakan, sebagian anak-anak di Ciherang sudah putus sekolah. Mereka juga yang ikut orangtuanya bekerja di sana. Para pemulung di Ciherang berasal dari sejumlah wilayah, seperti Gununghalu, Cianjur dan Banten. Mereka lalu bermukim mendirikan saung/gubuk di Ciherang. Dalam catatan Irfansyah, terdapat 70 keluarga yang tinggal di Ciherang. Kondisi putus sekolah, lanjutnya, bukan karena orangtuanya tak mau menyekolahkan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat