PIKIRAN RAKYAT - Prihatin akan banyaknya penduduk Kabupaten Bandung Barat yang masih hidup di bawah garis kemiskinan, Paguyuban Mojang Jajaka KBB menggagas dan menggulirkan program Bandung Barat Food Drive. Program tersebut berupa pengumpulan makanan laik konsumsi untuk dibagikan kepada masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi.
"Kami melihat hubungan antara kemiskinan dan tingginya tingkat kerawanan pangan di wilayah ini. Di sisi lain ada kelebihan makanan yang tidak terkelola dengan baik di seluruh rantai pasok pangan, mulai dari produsen hingga konsumen yang menyebabkan timbulnya sampah makanan," kata Ketua Paguyuban Mojang Jajaka KBB Giri Aji Ramadhan (26) saat dihubungi, Kamis, 4 Januari 2024.
Kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti juga menjadi momentum untuk mengurangi potensi sampah makanan. "Kami berpikir untuk mengurangi potensi sampah makanan dengan mendistribusikan makan-makan yang masih layak konsumsi kepada masyarakat dalam kategori rentan di KBB. Lalu kami mencoba berkolaborasi dengan Food Bank Bandung sebagai organisasi profesional yang sudah terbiasa melakukan program semacam ini," tuturnya.
Baca Juga: Bencana Kepung Bandung Barat, Bahu Jembatan Longsor di Cikalongwetan hingga Rumah Ambruk di Cililin
Program tersebut, lanjutnya, menjadi wujud kepedulian anak-anak muda dari Moka KBB terhadap wilayah asalnya. "Bentuk programnya adalah melakukan estafet makanan berlebih dan masih layak konsumsi dari individu, komunitas atau perusahaan kepada masyarakat prasejahtera di KBB," ucap Giri. Selain mengurangi potensi sampah makanan, program tersebut juga bertujuan meningkatkan upaya pemenuhan gizi bagi masyarakat prasejahtera di lingkungan KBB.
"Kebetulan untuk tahun 2023, kami baru menyelenggarakan program ini satu kali. Periode pengumpulan dilakukan kurang lebih hampir satu bulan sejak Oktober dan seluruh hasil donasi sudah disalurkan pada tanggal 25 November lalu di Desa Pataruman, Kecamatan Cihampelas dengan jumlah 324 penerima manfaat," ucapnya. Semua donasi itu, tutur Giri, berasal dari beberapa sekolah, kecamatan, rumah makan dan individu yang langsung menghubungi Moka guna ikut berdonasi.
Sementara jenis makanan yang dikumpulkan, yakni beras, tepung, bihun, susu bubuk, serela, biskuit, minyak, kecap, saos, bumbu instan, makanan kaleng, kopi, susu, minuman serbuk, dan makanan kemasan lainnya. "Berhubung dengan animo masyarakat yang tinggi pada periode sebelumnya, enggak menutup kemungkinan bahwa kami juga akan melaksanakan ini lagi tahun 2024," ucapnya.
Rencana tersebut juga menjadi bagian pemerataan bantuan agar menjangkau wilayah lain di KBB. Hingga kini, lanjut Giri, sejumlah pihak masih banyak yang menghubungi Paguyuban Moka untuk menyumbangkan makanan mereka. Anak-anak Moka juga dikerahkan untuk berkampanye program, mengumpulkan dan menyalurkan makanan.