kievskiy.org

Imbas Bandung Barat Diguyur Hujan Deras, Bangunan SDN Selaendah Ambruk

Petugas Bhabinkamtibmas menunjukkan bangunan yang ambruk di Sekolah Dasar Negeri Selaendah, RT 1 RW 8, Desa Sadangmekar, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Minggu, 7 Januari 2024. Runtuhnya bangunan terjadi saat hujan  mengguyur lokasi itu.
Petugas Bhabinkamtibmas menunjukkan bangunan yang ambruk di Sekolah Dasar Negeri Selaendah, RT 1 RW 8, Desa Sadangmekar, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Minggu, 7 Januari 2024. Runtuhnya bangunan terjadi saat hujan mengguyur lokasi itu. /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Salah satu bangunan Sekolah Dasar Negeri Selaendah, RT 1 RW 8, Desa Sadangmekar, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat ambruk. Runtuhnya bangunan terjadi saat hujan mengguyur lokasi itu.

Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis, 4 Januari 2024 sekira pukul 21.00 WIB. Bangunan tersebut merupakan bekas bangunan perpustakaan yang sudah tak dipakai. Dani Ramdani (39), petugas Bhabinkamtibmas Sadangmekar, Polsek Cisarua mengatakan, kondisi bangunan memang sudah lapuk. "Dialihkeun janten bangunan kosong kanggo gudang (Bangunan sudah menjadi bangunan kosong dan dipakai sebagai gudang)," kata Dani saat ditemui di sekolah tersebut, Minggu, 7 Januari 2024.

Tak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Meski demikian, salah satu rumah warga yang berada berada di dekat bangunan runtuh tersebut ikut terancam. Bangunan dan material yang tersisa dikhawatirkan kembali ambruk dan menimpa rumah itu.

Rencananya, lanjut Dani, bakal dilakukan kerja bakti bersama guna membersihkan puing-puing reruntuhan bangunan. Momen libur sekolah yang akan berakhir juga memunculkan kekhawatiran. Soalnya, para siswa SD Selaendah bakal kembali masuk sekolah di tengah keadaan salah satu bangunan roboh.

Baca Juga: Lengkob dan Cipanengah, Kampung di Cipeundeuy Bandung Barat yang Lenyap di Zaman Gerombolan

Dani mengaku telah berkomunikasi dengan seorang guru terkait upaya agar para murid tetap aman saat kembali ke sekolah. Guru bakal menyampaikan imbauan saat upacara bendera agar para siswa berhati-hati dan tak mendekati area reruntuhan.

Sementara itu, Juli Handoyo (52), Ketua RW 8 sekaligus pemilik rumah yang dekat dengan bangunan yang runtuh itu mengaku memilih tidur di tempat tinggal anaknya. Hal itu dilakukannya karena risau bangunan tersisa kembali ambruk.

Saat kejadian, Juli mengaku tengah berada di kediamannya. Ia sempat mendengar suara berderak dari arah bangunan sewaktu hujan tengah mengguyur. Suaranya seperti kayu yang bergeser. Bangunan pun langsung ambruk.

"Dugika eundeur (Tanah terasa bergetar)," ujarnya. Debu dari puing-puing bangunan yang runtuh itu bahkan sampai ke rumah warga di depan sekolah. Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah KBB juga telah melakukan pengecekan ke lokasi itu. Petugas melakukan pendataan dampak dan melakukan koordinasi dengan pihak sekolah.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat