kievskiy.org

Tak Ada 1933 di Lambang Persib Bandung, Penggunaannya Tidak Konsisten

Bobotoh Persib Bandung kala memberikan dukungan kepada Persib Bandung dalam laga uji coba kontra Melaka United di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.
Bobotoh Persib Bandung kala memberikan dukungan kepada Persib Bandung dalam laga uji coba kontra Melaka United di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung. /Pikiran Rakyat/armin abdul jabbar

PIKIRAN RAKYAT - Setelah mengumumkan pergantian hari jadi dari 14 Maret 1933 menjadi 5 Januari 1919, kini ada yang berbeda dari lambang klub kebanggaan bobotoh itu. Lambang yang digunakan di media sosial Persib Bandung kini tak menggunakan tahun 1933, seperti sebelumnya. Namun, penggunaan lambang baru itu tampak tidak konsisten.

Berdasarkan penelusuran Pikiran Rakyat, media sosial Persib Bandung tidak konsisten menggunakan lambang baru. Dalam unggahan kerja sama dengan Indomilk Susu Steril, masih menggunakan lambang lama, sedangkan dalam unggahan lain—yang menampilkan penggawa Persib Bandung Edo Febriansyah membela timnas Indonesia—yang diunggah sebelumnya malah menggunakan lambang baru.

Bobotoh membanjiri unggahan terbaru Persib Bandung, mempertanyakan pergantian lambang yang selama ini identik dengan Pangeran Baru itu. Bila dilihat, bio media sosial klub tersebut juga dituliskan tanggal berdiri yang belum lama ini dideklarasikan, 5 Januari 1919.

Lambang tanpa 1933 juga tampak dalam jersey edisi 105 tahun yang dirilis pada Jumat, 5 Januari 2024. Logo yang diletakkan di dada itu bahkan menggunakan warna emas.

Unggahan Persib Bandung menggunakan lambang lama yang masih menyematkan 1933.
Unggahan Persib Bandung menggunakan lambang lama yang masih menyematkan 1933.

Unggahan Persib Bandung dengan lambang baru yang tidak menyertakan 1933.
Unggahan Persib Bandung dengan lambang baru yang tidak menyertakan 1933.

Pergantian hari jadi Persib

Pengukuhan hari jadi Persib Bandung menjadi 5 Januari 1919 disampaikan langsung CEO PT Persib Bandung Bermartabat, Glenn T. Sugita, di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Bandung, Ahad, 17 Desember 2023. Pergantian itu ditetapkan setelah tim peneliti yang diketuai Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Prof. Kunto Sofianto, M.A, bersama anggotanya Dr. Miftahul Falah M.Hum, Budi Gustaman Sunarya, M.A, Iqbal Reza Satria, S.H., M.I.P., dan Muhammad Ridha Taufiq Rahman, S.IP., MA, menyampaikan hasil penelitiannya.

Dalam buku Maenbal: Sejarah Sepak Bola di Bandung Tahun 1900-1950 yang ditulis Atep Kurnia, sepak bola di Bandung dikembangkan tiga lapisan masyarakat, yaitu bangsa Belanda, Timur Asing atau Tionghoa, dan bangsa bumiputera. Pada Desember 1900, orang Belanda mendirikan klub pertama, Bandoengsche Voetbal Club (BVC).

Selain itu, klub awal lain yang didirikan orang Belanda adalah Uitspanning Na Inspanning (UNI) dan Spelen in de Open Lucht is Gezond (SIDOLIG). Kedua klub itu didirikan pada 1903. Disebutkan pula, klub-klub bangsa Belanda mendirikan federasi (bond) sepak bola di Bandung, bernama Preanger Voetbal Bond (PVB) pada 1904, Bandoengsche Voetbal Bond (BVB) pada 1913.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat