kievskiy.org

Cek Fakta: Gibran Rakabuming Klaim Nikel Indonesia Terbesar Sedunia, Benarkah?

Gibran Rakabuming keluar podium.
Gibran Rakabuming keluar podium. /KPU KPU

PIKIRAN RAKYAT - Pada debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta Convention Center (JCC) pada Minggu 21 Januari 2024, Gibran Rakabuming Raka, cawapres nomor urut 2, menyatakan bahwa Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.

Apakah klaim ini benar? Mari kita cek fakta.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari situs Cek Fakta, berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Statista, bahwa Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar kedua di dunia, yang pertama adalah Australia. Cadangan nikel tersebut mencapai 21 juta ton metrik.

Sementara untuk cadangan timah, klaim Gibran juga dapat dinyatakan benar. Menurut keterangan yang ada di laman Metal.com, Indonesia menempati peringkat kedua dalam cadangan timah di dunia.

Dengan demikian, berdasarkan data yang terverifikasi, klaim Gibran Rakabuming Raka terkait Indonesia sebagai pemilik cadangan nikel terbesar dan cadangan timah terbesar kedua di dunia dapat dikategorikan sebagai fakta.

Kesimpulan:

Klaim Gibran Rakabuming Raka terkait Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar dan cadangan timah terbesar kedua di dunia adalah fakta berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Statista dan Metal.com.

7 Jenis Mis, Dis, dan Malinformasi

Berdasarkan kebenaran dan tujuan di baliknya, gangguan informasi terbagi menjadi tiga kategori yaitu misinformasi, disinformasi, dan malinformasi.

Misinformasi adalah informasi tidak benar atau tidak akurat yang disebarkan tanpa bermaksud mengelabui penerima. Sedangkan disinformasi adalah informasi salah yang sengaja dibuat dan disebarkan untuk mengelabui penerima.

Sementara itu, malinformasi adalah informasi yang benar berdasarkan penggalan atau keseluruhan fakta obyektif. Namun, penyajiannya dikemas sedemikian rupa agar merugikan pihak lain.

Claire Wardle dari First Draft, sebuah organisasi nonprofit di bidang literasi, mengkategorikan misinformasi dan disinformasi menjadi tujuh kategori mulai dari yang kurang berbahaya hingga berpotensi membahayakan, yaitu:

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat